Letusan Merapi bukan Freatik, tetapi Magmatik  

Reporter

Editor

Amirullah

Minggu, 24 November 2013 10:05 WIB

Gunung Merapi di Klaten, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Erupsi Gunung Merapi pada 18 November 2013 membumbungkan asap tebal berwarna hitam setinggi 2 ribu meter. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan letusan itu bersifat freatik, yaitu erupsi yang berasal dari dalam lapisan litosfer akibat meningkatnya tekanan uap air.

Namun, vulkanolog Surono mengatakan dari data-data yang ditemukan, ternyata letusan itu merupakan letusan magmatik, yaitu letusan karena ada pergerakan magma dari dalam perut gunung. Bahkan, di sekitar Gunung Merapi ditemukan empat titik endapan awan panas. Tiga titik itu ada di sisi barat dan satu titik endapan awan panas di sisi selatan gunung itu. Selain itu, erupsi Merapi 18 November itu juga disertai material vulkanik yang diyakini material baru.

"Dengan data-data yang ada, itu bukan letusan freatik, tapi bisa didefisinikan sebagai letusan magmatik," kata Surono saat acara bincang santai "Mitigasi tanpa Kopi dan Dasi" di Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu malam, 23 November 2013.

Sebelum letusan pukul 04.58 WIB itu, juga terjadi gempa guguran sebanyak delapan kali dan gempa tektonik sebanyak dua kali. Letusan itu bercampur abu, pasir kerikil, dan bebatuan. Bahkan, reflektor alat-alat pemantau Merapi di sekitar gunung terkena batu dari bentukan magma yang terlontar. Menurut Surono, seorang geolog yang memegang abunya dipastikan langsung bisa mengenali jenis silika itu berasal dari abu yang ditimbulkan oleh magma.




Mengapa disimpulkan erupsi magmatik







Menurut Mbah Rono, panggilan akrab pria yang kini menjadi staf ahli di Kementerian Energi Sumber Daya Mineral bidang Lingkungan Hidup itu, ia tidak berani menyimpulkan itu letusan magmatik jika tidak ada data-data. Padahal, kata dia, erupsi yang awalnya disimpulkan freatik itu ternyata bisa mengangkat dan membuat rekahan sumbat lava 230 meter dengan lebar hingga 50 meter.

Berdasarkan data itulah, kata Mbah Rono, kesimpulan bahwa itu erupsi freatik menjadi tidak mungkin. Akan tetapi, pasti ada tekanan dari pergerakan magma dari dalam perut gunung. Sehingga bisa meruntuhkan sumbat lava itu.

Dia melanjutkan, dengan terbukanya sumbat lava 230 meter dengan lebar hingga 50 meter itu, justru diharapkan akan sering ada pelepasan, tidak terjadi akumulasi tekanan dari dalam perut gunung. Gas-gas yang ditimbulkan oleh magma justru cepat terempas. "Tekanan itu tidak terakumulasi dan sering terlepas. Semoga seperti itu, tetapi Merapi punya cerita lain," kata dia.

Tim dari BPPTKG telah mengambil sampel material Merapi yang terlontar saat erupsi 18 November itu. Material itu akan diteliti untuk diketahui merupakan material lama atau material baru. Jika material yang diambil sampelnya merupakan material lama, bisa jadi erupsi itu diklasifikasikan sebagai erupsi freatik. Namun jika material yang ditemukan ternyata material baru, maka bisa disimpulkan merupakan erupsi magmatik. "Material yang diambil sebagai sampel akan diteliti," kata Subandriyo, Kepala BPPTKG, beberapa waktu lalu.



MUH SYAIFULLAH




Advertising
Advertising

Berita lainnya:
Foto Ibas Berkaus Lengan Pendek Ada di Instagram
Keluarga Vita KDI di Nganjuk Menutup Diri
Gara-gara Rhoma Irama, Ahok Tak Berani Berjudi
Abraham Samad Sebut Boediono Orang Biasa
Ini Bahasa di Kalangan Waria

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

18 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

33 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

34 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

43 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

59 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

59 hari lalu

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

2 Maret 2024

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

24 Februari 2024

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

20 Februari 2024

Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.

Baca Selengkapnya