Anggota TNI Angkatan Laut berjaga di depan Kapal Perang Rusia yang sandar di dermaga Peti Kemas Soekarno-Hatta, Makassar. TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.CO, Jakarta - Kapal perang milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) karam di perairan Pondok Dayung, Jakarta Utara, Selasa, 19 November 2013. Penyebabnya, Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Peleng bernomor 535 itu menabrak pilar beton.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko membenarkan peristiwa itu. "Kapal itu bekas dari Jerman," katanya di kantor Badan Intelijen Strategis, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 20 November 2013.
Akibat menghantam beton, lambung kapal bocor. Posisi kapal setelah menabrak miring hingga 90 derajat.
Moeldoko membantah karamnya KRI Teluk Peleng karena buruknya perawatan. Berdasar laporan dari Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio, kejadian ini murni kesalahan komandan kapal. "Komandannya teledor dan akan dilarang berlayar untuk beberapa waktu," ujarnya.
Moeldoko memastikan karamnya Teluk Peleng tidak mengurangi kekuatan TNI di laut. Alasannya, kapal perang ini hanya digunakan untuk latihan, bukan operasi. "Operasionalnya sudah tak signifikan, tak berpengaruh pada kekuatan Angkatan Laut."
Menurut sumber Tempo, kecelakaan KRI Teluk Peleng menghantam beton terjadi Senin, 18 November 2013. Saat itu perairan sedang surut. Setelah badan kapal membentur tonggak cor, lambung kanan kapal bocor dan mengakibatkan mesin mati.
Beberapa jam kemudian, kapal mulai miring. Pada saat kemiringan mencapai 45 derajat, tim TNI Angkatan Laut berupaya menyelamatkan kapal. Namun penyelamatan itu terlambat. Setelah bertahan satu hari, KRI Teluk Peleng akhirnya karam.