Masyarakat Karst Gombong Tolak Pabrik Semen
Editor
LN Idayanie Yogya
Selasa, 19 November 2013 17:03 WIB
Thomas Suryono, peneliti dari Acintyacunyata Speleological Club Yogyakarta, membuat simulasi matematis ihwal potensi hilangnya air jika pabrik jadi dibangun. “Berdasarkan perhitungan kami, 1,75 juta meter kubik air akan berubah menjadi air permukaan, yang bisa menjadi pemicu banjir,” katanya.
Asumsinya, kata dia, nilai porositas batu gamping penyusun karst Gombong mencapai 20 persen. Jika curah hujan rata-rata dalam setahun mencapai 200 milimeter, setengah air hujan itu menjadi air permukaan dan setengahnya lagi terserap oleh tanah.
Setelah itu, asumsi lahan calon tambang batu kapur berukuran 1.750 ribu meter persegi. Jika penambangan akan mengupas batu kapur setebal lima meter, air hujan yang tidak terserap mencapai 1.750.000 meter kubik. “Air yang tidak terserap inilah yang akan menjadi banjir bandang,” katanya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kebumen, Masagus Herunoto, mengatakan bahwa IMB pembangunan pabrik sudah keluar. “Amdal masih disusun,” katanya.