Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie menjawab pertanyaan Wartawan saat tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (22/10). TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPR Marzuki Alie mengaku tahu siapa "pemain-pemain" dalam proyek gedung baru DPR pada 2010 silam. Namun, Marzuki enggan menyebut nama yang ia maksud.
"Saya enggak mau nyebut nama. Salah satu dari anggota Badan Urusan Rumah Tangga pokoknya," kata Marzuki di ruang kerjanya, gedung DPR, Jakarta, Senin, 11 November 2013.
Bahkan, Marzuki mengak tak bakal buka mulut seandainya dia diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Marzuki, dia tak mau menjelek-jelekkan orang lain. "Saya enggak mau nyakitin orang lah. Kecuali sudah keterlaluan," kata Marzuki.
Marzuki mengatakan, dia tak akan membongkar suap proyek gedung baru DPR apabila dirinya tak diseret-seret. Padahal, dia merasa sama sekali tak terlibat. Nama-nama yang disebut terlibat, kata Marzuki, dijamin tetap aman. "Selagi orang-orang itu enggak nyolek saya. Tapi sekali nyolek saya, saya bongkar semua," Marzuki mengancam.
Marzuki sebelumnya mengaku marah betul dengan pemberitaan majalah Tempo edisi pekan ini yang menyebut dirinya diduga dapat sogokan Rp 250 juta dari PT Adhi Karya, perusahaan calon pemenang tender proyek gedung baru DPR. Selain Marzuki, Anas Urbaningrum dan Pius Lustrilanang juga diduga menerima duit haram itu masing-masing Rp 500 juta dan Rp 1,5 miliar. Marzuki kecewa karena dia merasa justru yang membongkar kejanggalan proyek itu hingga berhasil dibatalkan, tapi malah disebut menerima sogokan.