Ratu Hemas: Yogyakarta Disasar Agar Tak Toleran  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 11 November 2013 07:47 WIB

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gusti Kanjeng Ratu Hemas menampik pernyataan Masyarakat Anti-Kekerasan Yogyakarta (Makaryo) bahwa Yogyakarta darurat kekerasan. Pernyataan tersebut dikemukakan 33 elemen aktivis pro-demokrasi yang bergabung dalam Makaryo saat deklarasi Jogja Darurat Kekerasan pada 7 November lalu di depan Pagelaran Keraton Yogyakarta.

“Enggaklah, enggak darurat. Tapi Yogyakarta disasar terus agar tidak menjadi kota yang toleran, kota yang aman,” kata Hemas seusai menjadi pembicara dalam dialog publik "Mewujudkan Yogyakarta Aman tanpa Kekerasan" di auditorium Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIY.

Menurut Hemas, ekspektasi orang atas Yogyakarta cukup tinggi. Semisal, sebelum orang menyekolahkan anaknya di Yogyakarta, maka harus dipastikan Yogyakarta aman atau tidak. Dengan demikian, Yogyakarta pun menjadi sorotan.

“Ekskalasi kekerasan juga tidak tinggi. Tapi, Yogyakarta disasar, iya. Jika sudah bisa masuk ke Yogyakarta, bisa dimasukkin macam-macam. Pemerintah, dong, yang harus mengantisipasi,” kata Hemas.

Koordinator Makaryo, Benny Susanto, menilai Hemas membantahnya karena tidak melihat kenyataan sosiologis masyarakat. Misalnya, ada orang diskusi dibubarkan, ada orang beribadah dibubarkan.

“Kalau mau terjun ke masyarakat, Hemas akan melihat realitasnya. Dan (kasus) itu tidak cuma sekali,” kata Benny saat dihubungi Tempo, Ahad, 10 November 2013.

Dalam deklarasi tersebut, Makaryo memaparkan 18 kasus kekerasan yang telah terjadi di wilayah DIY sejak 1996 hingga 2013. Mulai dari kasus pembunuhan wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin, pada 1996. Kemudian beruntun pada 2013 ada penembakan empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan Sleman oleh prajurit Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat, penembakan sipir Lapas Wirogunan Yogyakarta, hingga penyerangan peserta diskusi yang diadakan keluarga eks tahanan politik 1965 di Godean, Sleman.

“Makanya kami sebut darurat. Karena kasus kekerasan berlarut-larut dan tidak tuntas sejak 1996,” kata Direktur Indonesian Court Monitoring, Tri Wahyu, yang merupakan anggota Makaryo.

Berulangnya kasus-kasus kekerasan, menurut Benny, karena masyarakat bersikap permisif. Ada kecenderungan membiarkan kasus kekerasan terjadi. Aparat penegak hukum pun tidak melakukan langkah konstruktif, bahkan melakukan pembiaran. “Apa artinya ada UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY? Sama artinya UU itu teranulir,” kata Benny.

Meski demikian, Makaryo tetap akan menyampaikan data-data kekerasan di DIY kepada DPD. Selain itu, Makaryo akan minta kepada DPD untuk memfasilitasi pertemuan dengan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dan Kepala Kepolisian Daerah DIY Brigadir Jenderal Haka Astana untuk mencari solusi.

“Boleh saja. Saya pelajari dulu. Saya enggak bisa mengatakan bisa atau menjanjikan, tapi akan mengkomunikasikan dulu,” kata Hemas.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

5 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

14 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

14 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Lupakan Kejadian Pilkada Jatim 2018, LaNyalla Hadiri Open House Prabowo Subianto

20 hari lalu

Lupakan Kejadian Pilkada Jatim 2018, LaNyalla Hadiri Open House Prabowo Subianto

Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattaliti menghadiri open house presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

28 hari lalu

Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

"Tertarik atau enggaknya, saya kan orang bukan tambang ya, jadi kita akan lihat ke sana," kata Komeng.

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar 25 Instansi Pemerintah yang Siap Pindah ke IKN

41 hari lalu

Inilah Daftar 25 Instansi Pemerintah yang Siap Pindah ke IKN

Sebanyak 25 Instansi yang terdiri dari 12 ribu pegawai akan dipindahkan ke IKN melalui beberapa tahap.

Baca Selengkapnya

Calon Anggota DPD asal NTT Gugat Hasil Pemilu ke MK

42 hari lalu

Calon Anggota DPD asal NTT Gugat Hasil Pemilu ke MK

El Asamau menduga ada kecurangan dalam proses penghitungan suara pemilihan senator di Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya

Komeng Raih 5,3 Juta Suara, 'Juara' DPD Jawa Barat

42 hari lalu

Komeng Raih 5,3 Juta Suara, 'Juara' DPD Jawa Barat

Komedian Alfiansyah Komeng menjadi pemenang perolehan suara DPD daerah pemilihan Jawa Barat dengan mengumpulkan 5,3 juta suara lebih.

Baca Selengkapnya

Raih 5,3 Juta Suara, Komeng Dipastikan Lolos ke DPD RI

42 hari lalu

Raih 5,3 Juta Suara, Komeng Dipastikan Lolos ke DPD RI

Komedian Alfiansyah Komeng dipastikan lolos ke Senayan.a memperoleh 5.399.699 suara, dari 27 kabupaten/kota Se - Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Empat Calon Anggota DPD Jawa Barat dengan Suara Terbanyak, Komeng Unggul Telak

44 hari lalu

Empat Calon Anggota DPD Jawa Barat dengan Suara Terbanyak, Komeng Unggul Telak

Rapat pleno terbuka yang dipimpin Komisioner KPU Jawa Barat Ahmad Nur Hidayat mengesahkan hasil rekapitulasi calon anggota DPD.

Baca Selengkapnya