TEMPO Interaktif, Jakarta:Armada Barat (Armabar) TNI Angkatan Laut telah berhasil menangkap 15 kapal pembajak dan perompak sepanjang tahun ini. Panglima Armada Laksamana Muda Y. Didik Heru Purnomo menjelaskan sepanjang 2004 pihaknya mendapat laporan sebanyak 91 kasus pembajakan/perompakan. Namun, Angkatan Laut baru berhasil menangkap 15 pembajak, katanya kepada wartawan, Selasa (14/12) di Tanjung Priok Jakarta. Terakhir patroli keamanan Armabar AL berhasil menangkap pembajak dan perompak di Selat Berhala. Pembajak ini diketuai Azis dengan jumlah keseluruhan anggota 10 orang. Kelompok Azis ditangkap pada Minggu (12/12) setelah merompak kapal jenis Tongkang Surya Wirya-1 berbendera Singapura. Kapal Surya Wirya-1 bermuatan batubara sebanyak 4.200 ton tujuan Palembang. Kelompok Azis ditangkap kapal patroli KRI. Memet Sastrawirya. Namun, sebelumnya perompak ini berhasil mengelabui petugas dengan mengubah seluruh cat kapal yang mereka rompak. Petugas berhasil menangkap empat orang pelaku. Sedangkan enam orang lagi yang bersenjata api masih dalam pengejaran. Menurut Didik, penangkapan kelompok Azis merupakan suatu keberhasilan karena, kelompok ini merupakan sindikat pembajakan yang rapi dan terkoordinasi. Mereka melengkapi dirinya dengan surat-surat untuk menghindari tangkapan petugas. Kelompok Azis merupakan perompak yang berdomisili di kepulauan Riau. Selanjutnya petugas akan mengembangkan dan melanjutkan pemeriksaan guna mengetahui pola-pola perompakan yang mereka pakai selama ini. Sebelumnya, patroli Armabar menangkap penyelundup di perairan Bangka-Belitung pada (11/12) lalu. Mereka menggunakan kapal Tongkang berbendera Singapura dengan bermuatan 92,8 ton tinsleg, 476,684 ton timah balok, 327,6 ton karet mentah dan 114 ton lada. Barang-barang ini diduga akan diselundupkan ke Singapura. Pada akhir November lalu petugas juga menangkap lima kapal KLN di Tanjung Balai Asahan. Kapal-kapal itu diketahui mengangkut pupuk yang akan diekspor ke Singapura. Sampai saat ini masih banyak kelompok-kelompok pembajak yang berkeliaran diluar perairan Selat Malaka (wilayah perairan Indonesia). Tetapi kelompok-kelompok itu tidak terkait dengan gerakan separatis GAM. Pada kesempatan ini, Didik menjelaskan sejak patroli terkoordinasi digelar di perairan Selat Malaka, perompakan berkurang. Namun, para perompak menyebar ke perairan Natuna, Selat Bangka, Selat Berhala, dan Selat Durian. sunariah