Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) akan menelusuri seluruh transaksi Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah di luar negeri. “Insya Allah akan kami lakukan,” kata Kepala PPATK Muhammad Yusuf kepada Tempo kemarin.
Penelusuran itu, kata Yusuf, untuk membantu Komisi Pemberantasan Korupsi mengusut kasus dugaan korupsi keluarga Atut. Komisi antikorupsi saat ini tengah menyidik kasus dugaan suap adik Atut, Tubagus Chaeri Wardana, terhadap Akil Mochtar (kala itu Ketua Mahkamah Konstitusi) terkait dengan sengketa Pemilihan Bupati Lebak, Banten. Tak hanya itu, Komisi juga tengah menelisik dugaan korupsi dana bantuan sosial dan alat kesehatan Banten.
Sebelumnya terungkap Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah sering berbelanja di pusat-pusat mode dunia di luar negeri. Sumber Tempo menyebutkan, antara 2011-2012, Atut tercatat kerap bepergian ke luar negeri dan membelanjakan duitnya untuk membeli barang-barang mewah.
Pada 6 Februari 2012, misalnya, Atut terbang ke Tokyo, Jepang. Empat hari di Tokyo, Atut memborong produk Hermes hingga Rp 430 juta dan belanja di Daikokuya hampir Rp 100 juta.
Menurut sumber Tempo yang ditemui pekan lalu, untuk transaksi tersebut Atut menggunakan sejumlah kartu kredit. Transaksi di Tokyo tersebut adalah salah satu transaksi Atut terbesar pada kurun waktu itu. Namun, ini bukan acara belanja Atut yang terakhir di bulan tersebut (kemana Atut belanja, ada di sini. Tanggapan keluargaRatu Atut di sini).
Pada akhir Februari 2012, ia terbang ke Dubai, Uni Emirat Arab, via Singapura. Pada sekitar waktu itulah Atut membeli jam lantai seharga Rp 100 juta di Thinkers Novelty, Singapura. Dua hari di Tanah Air, ia berangkat lagi ke Singapura.
ANTON APRIANTO | ANTON SEPTIAN | HADRIANI P | MAYA NAWANGWULAN