Pangeran Keraton Pakualaman Yogyakarta Wafat

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 3 November 2013 19:19 WIB

Puro Pakualaman menggelar prosesi jamasan atau pembasuhan kereta pusaka di komplek Museum Kereta Puro Pakualaman Yogyakarta Jumat (7/12). TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kadipaten Puro Pakualaman Yogyakarta berduka. Seorang pangeran dari keturunan terakhir Pakualaman VIII, Kanjeng Pangeran Hario Dhoyokusumo, 63 tahun, meninggal pada Ahad 3 November 2013.”Beliau meninggal pukul 14.00 WIB di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta,” kata Pengageng Puro Pakualaman Yogyakart KPH Tjondrokusumo kepada Tempo.

Tjondro mengungkapkan, adik tirinya tersebut selama ini tidak pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit tertentu. ”Tidak ada penyakit tertentu yang membuat beliau di rawat. Namun hari ini ia diketahui sakit di rumah kemudian saat dibawa ke rumah sakit sudah wafat,” ungkapnya. Dhoyo diduga terkena serangan jantung. Tjondro sendiri belum mengetahui proses rencana pemakaman adik tirinya itu. "Masih dirembug keluarga," kata dia.

Dhoyokusumo merupakan putra terakhir Kajeng Gusti Pangeran adipati Ario (KGPAA) Pakualam VIII dari istri keduanya yang berasal dari Keraton Mangkunegaran Solo, Kanjeng Raden Ayu (KRAy) Ratnaningrum. Dhoyo merupakan pangeran paling buncit dari tujuh bersaudara satu ibu.

Pakualaman VIII dari istri pertamanya KRAy Purnamaingrum memiliki lima putera di mana putra tertuanya kini yakni KGPAA Ambarkusumo dinobatkan menjadi Pakualaman IX.

Di mata para kerabat, Dhoyokusumo dikenal sebagai pribadi yng anteng, tidak neko neko. Termasuk dalam kisruh internal besar Puro Pakualaman tahun lalu antara dua anak tertua dari kedua permaisuri. Yakni KPH Angling Kusumo melawan kubu KPH Ambarkusumo. Anglingkusumo merupakan anak tertua permaisuri kedua alias kakak paling tua Dhoyokusumo.

Kerabat Puro Pakualaman, KPH Kusumo Parastho menuturkan Dhoyokusumo merupakan pangeran paling anteng dan tak suka terlibat dalam kisruh yang selama ini terus terjadi di antara kerabat dalam perebutan tahta istana. ”Dia anteng, nggak pernah terlibat begituan,” kata dia. Selama ini Dhoyo sendiri juga banyak tinggal di Jakarta dan memiliki usaha di sana.

Meninggalnya Dhoyo sempat membuat geger sejumlah pihak. Nama dia mirip dengan kalangan keluarga Keraton Yogyakarta, yakni adik Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Bendoro Pangeran Hario Joyokusumo.

“Gusti Joyo sedang refreshing ke Jakarta, masih sehat sehat saja,” kata penjaga rumah Joyo di kompleks Keraton Yogyakarta Supriyanto. Namun ia membenarkan jika Joyokusumo masih bergerak dengan kursi roda akibat stroke yang dideritanya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

13 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

29 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

51 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

54 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

58 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah

Baca Selengkapnya