Teroris Rekrut 'Calon Pengantin' di Penjara  

Reporter

Kamis, 31 Oktober 2013 03:14 WIB

Ilustrasi penjahat bersenjata atau terorist. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Mataram--Para terpidana teroris melakukan rekrut "calon pengantin" di penjara. Mereka menjadikan para santri yang semula menjadi pelaku kriminal karena ekonomi menjadi pelaku kriminal karena jihad. Mereka melakukan perampokan untuk kepentingan perjuangannya. Jumlahnya tidak terhitung namun disebut cukup banyak.

Aktivis Jamaah Islamiyah Ustadz Abdul Rahman Ayub mengemukakannya dalam diskusi dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris di Mataram, Rabu 30 Oktober 2013 siang. "Ini bukan berita kosong. Semula mereka mengaji. Sedikit dipoles menjadi teroris," kata Abdul Rahman Ayub yang hadir dalam diskusi bersama jurnalis di Mataram, Rabu 30 Oktober 2013.

Ia berada di Mataram bersama Deputi I BNPT Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Mayjen TNI Agus Surya Bakti, dan Deputi II BNPT Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Inspektur Jenderal Arief Dharmawan, Direktur Pencegahan BNPT Komisaris Besar R. Antam Novamber.

Penjelasan Rahman Ayub tersebut merupakan hasil keliling penjara. Jumlahnya banyak namun tidak terhitung. Para tokoh teroris itu di dalam penjara mengajar mengaji sehingga mendapatkan santri baru yang kelak direkrut sebagai calon pengantin (relawan bom bunuh diri). "Mereka merampok karena tujuan keyakinan," ujarnya. Apalagi prosedur dalam kelompok teroris tidak seketat dulu, harus menjalani baiat terlebih dahulu.

Agus Surya Bakti yang baru saja menikah dengan artis Bella Saphira juga mengemukakan bahwa sebenarnya pelaku teroris tidak menjadi bertambah banyak. Namun, mereka melakukan pergerakan dari satu kota ke kota lain. Misalnya di Medan, Solo, atau Makassar dan Poso. "Orangnya itu-itu saja. Jumlahnya kecil tapi membuat gelisah masyarakat," ucapnya.

Agus Surya Bakti mengatakan kegiatan bertemu jurnalis ini mengingat media merupakan mitra utama BNPT dalam melaksanakan strategi kontraradikalisasi atau penangkalan ideologi terorisme dan radikalisme kepada seluruh masyarakat. Melalui media massa, masyarakat dapat mengetahui informasi terkini dari berbagai belahan dunia. Media juga menjadi target teroris untuk melakukan propaganda kepada masyarakat. Karena itu, BNPT mengajak media untuk menyamakan persepsi agar bersama-sama mencegah terorisme.

Provinsi NTB merupakan provinsi kesepuluh yang dikunjungi BNPT dalam rangka membangun sinergi dan kebersamaan dengan media lokal tahun 2013. Sebelumnya program serupa dilakukan BNPT di Banten, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Maluku.

Sinergi dengan media lokal dilakukan agar informasi mengenai pencegahan terorisme sampai ke tengah masyarakat luas. "Dengan begitu diharapkan masyarakat dapat terlibat secara langsung dalam pencegahan terorisme di lingkungannya masing-masing," katanya.

SUPRIYANTHO KHAFID

Berita populer:

Beredar Foto Bugil Polwan, Polda Lampung Geger
Begini Modus Suap untuk Pejabat Bea Cukai
Ini Perjalanan Karier Heru Sulastyono di Bea Cukai
Detik-detik Menegangkan Penangkapan Heru

Berita terkait

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.

Baca Selengkapnya

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.

Baca Selengkapnya

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.

Baca Selengkapnya

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.

Baca Selengkapnya

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.

Baca Selengkapnya

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.

Baca Selengkapnya

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.

Baca Selengkapnya

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.

Baca Selengkapnya