Mendikbud Mohammad Nuh (kanan) didampingi Wali kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany (kiri) saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk melihat persiapan Ujian Nasional (UN) di SMA 1 Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (15/4). ANTARA/Reno Esnir
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menilai penguasaan bahasa Indonesia para pelajar masih memprihatinkan. Nuh menyatakan, pelajar Indonesia lebih mahir berbahasa Inggris dibandingkan bahasa ibunya.
"Berdasarkan realitas nilai ujian nasional murni SMA jurusan IPA tahun 2013, nilai rata-rata bahasa Indonesia hanya mencapai 68," kata Nuh saat memberikan sambutan pembukaan Kongres Bahasa Indonesia X di Grand Sahid Jaya Hotel, Senin, 28 Oktober 2013. Nilai ujian bahasa Indonesia lebih rendah dibandingkan bahasa Inggris yang mencapai 71, padahal bahasa Indonesia disiapkan untuk go internasional.
"Ini agak mengherankan, ada yang bilang bahasa kita ini sangat susah. Tapi sebenarnya tidak juga," ujar Nuh. Mendikbud juga terkejut begitu tahu nilai siswa IPS pun setali tiga uang dengan kawannya di jurusan IPA. "Saya pikir siswa IPS nilai ujian bahasa Indonesia-nya lebih baik, ternyata tidak juga" kata Nuh.
Sebagian besar siswa, Nuh melanjutkan, memiliki poin rendah dalam menyusun konsep fiksi yang menjadi komponen kompetensi yang diujikan dalam ujian. "Ini bagian yang harus diperkuat, menulis fiksi itu, kan, bagian dari seni. Kalau anak-anak kita lemah dalam seni, ada kecenderungan perilakunya kasar."
Untuk itu, Nuh menyebut peranan guru bahasa sangat dominan. Kapasitas guru, kata Nuh, wajib ditingkatkan. Selain itu, kesejahteraan guru juga bakal menjadi salah satu faktor yang diperhatikan. "Tentu efektif untuk mendidik guru bahasa, karena akan banyak sekali anak-anak yang dididik dari segi bahasa."