Idris Marzuki: Pribadi Gus Dur Jadi Menakutkan dan Mengancam NU
Reporter
Editor
Rabu, 8 Desember 2004 18:06 WIB
TEMPO Interaktif, Kediri: Ancaman munculnya NU Tandingan yang digelindingkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ditanggapi dingin oleh KH Ahmad Idris Marzuki, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Namun Idris akan mengamankan hasil Mukhtamar NU ke-31 di Boyolali, Jawa Tengah, yang memilih Rais Aam KH Sahal Mahfudz dan Ketua Tanfidziah PBNU KH Hasyim Muzadi.?Saya akan menjaga hasil mukhtamar dengan sepenuhnya. Tidak bisa hanya karena manuver Gus Dur mau bikin NU Tandingan kita jadi lupa dan melemahkan apa yang diamanatkan oleh mukhtamirin,? kata kiai yang akrab disapa Mbah Idris kepada Tempo, Rabu (8/12).Idris mengaku bingung dengan sikap Gus Dur akhir-akhir ini. Di matanya, saatmasih menjabat sebagai Ketua PBNU, Gus Dur merupakan sosok yang sangat teduh, bijaksana dan selalu menyejukkan semua pihak hingga kaum NU di akar rumput. ?Namun kini beliau berubah menjadi pribadi yang bagi saya sangat memprihatinkan, menakutkan dan mengancam kebersamaan kaum nahdliyin,? kata Mbah Idris.Mbah Idris menyatakan, dia tidak yakin jiga gagasan tentang NU Tandingan itu muncul dari para kiai sepuh. Menurutnya sangat tidak mungkin kiai sepuh akan menganjurkan umat berada dalam keterbelahan. Dia mengaku sempat mengunjungi pengasuh Pesantren Krapyak, Yogyakarta, KH Attabik Ali ditemani KH Mas Subadar, pengasuh Ponpes Besuk, Pasuruan serta sejumlah ulama sepuh dari Jawa Timur. Mbah Idris mengharap KH Attabik Ali bisa menyampaikan kepada Gus Dur agar menghentikan manuvernya membentuk NU Tandingan. Namun rupanya ikhtiar itu tidak membuahkan hasil, karena ternyata manuver Gus Dur terus melaju. Sebagai orang yang pernah dekat dengan Gus Dur, Idris melihat sikap Gus Dur banyak dipengaruhi orang-orang disekitarnya. Kedekatannya dengan Gus Dur terlihat jelas saat Gus Dur akan mengeluarkan Dekrit Presiden tentang pembekuan DPR tahun 2001. Saat itu Pesantren Lirboyo-lah yang menjadi benteng kekuatan Gus Dur setelah Mbah Idrismenggalang kekuatan seluruh ulama se-Indonesia mengeluarkan tauziah mendukung Gus Dur mengeluarkan dekrit dan akan melawan siapapun yang berani melengserkan Gus Dur.?Saya hanya bisa berdo'a, semoga Gus Dur masih mau berpikir secara waras untuk kemaslahatan kaum nahdliyin dan tidak terlalu terpengaruh orang lain,? katanya. Dikatakan, para ulama siap ber-mufarakhah yang sayangnya tidak ditanggapi Gus Dur. Menurutnya, jika semua jurus kebaikan sudah diberikan dan ternyata tidak ditanggapi, dirinya hanya bisa menghimbau agar seluruh warga NU diam dan mengalah saja. ?Gak usah ditanggapi Gus Dur itu. Nanti kan diam-diam sendiri, karena sikap dia itu tidak stabil dan selalu berubah-ubah,? katanya..Dwidjo U. Maksum?Tempo