Sosok yang dikenal sebagai Non Saputri alias Bunda Putri ini namanya muncul dalam kasus dugaan suap kuota impor sapi. Perannya sebagai perantara masih diselidiki oleh KPK. Istimewa
TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi kemarin memperdengarkan rekaman percakapan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Pengembangan Kepemimpinan Partai Keadilan Sejahtera Budiyanto dengan Ahmad Zaky, sekretaris pribadi bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Dalam rekaman telepon itu, muncul nama “Bunda Daging”.
"Pokoknya cuma dua. E...e.... Kemungkinan nanti malam setelah menteri ente kasih data. Bunda lagi nih yang jemput. Kalau ini Bunda Daging, he-he-he...," kata jaksa Wawan Yunarwanto saat membacakan salinan percakapan Budiyanto dengan Zaky di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta kemarin. Budiyanto bersaksi untuk Luthfi, terdakwa dalam kasus dugaan suap impor daging sapi.
Semula, Budiyanto mengelak saat jaksa meminta dia menjelaskan sosok Bunda Daging. Ia mengaku hanya merespons pembicaraan sebagaimana orang berkomunikasi. Namun, saat dicecar jaksa mengenai percakapan itu, Budiyanto akhirnya mengakui Bunda yang dimaksud oleh Zaky adalah orang yang menguasai pengaturan kuota daging. “Iya, di daging itu ada bundanya," ujar Budiyanto.
Sebelumnya, ada nama Bunda Putri dalam persidangan suap kuota impor. Nama Bunda Putri pernah disebut Luthfi dalam persidangan Ahmad Fathanah --juga terdakwa kasus itu. Luthfi mengaku mengenal Bunda Putri dari Hilmi Aminuddin, Ketua Dewan Syuro PKS. Luthfi menuding Bunda Putri kenal baik dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Belakangan, Yudhoyono membantah tuduhan tersebut. Bukan cuma dikait-kaitkan dengan SBY, Bunda Putri juga disebut-sebut bertalian dengan Partai Demokrat dan partai lainnya (baca pula: Siapa Lebih Dulu Kenal Bunda Putri?) . MAYA NAWANGWULAN
PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara
23 Mei 2023
PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara
Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Depok Ade Supriyatna menilai semua pihak boleh melempar sosok tokoh dan mengusulkan kandidat Wali Kota Depok pada Pilkada 2024.