Konflik Lahan, Tanjung Uma Batam Rusuh  

Reporter

Kamis, 24 Oktober 2013 07:03 WIB

Kendaraan yang rusak setelah terjadinya kerusuhan saat aksi demonstrasi Buruh di Batam. TEMPO/Rumbadi Dalle

TEMPO.CO, Batam - Sejumlah orang dilaporkan terluka terkena tembakan gas air mata ketika polisi menghalau ribuan orang di Tanjung Uma, Kota Batam, yang pada Rabu, 23 Oktober 2013, berdemo di kantor Badan Pengusahaan Batam. Mereka mendesak instansi itu agar mengukuhkan lahan Tanjung Uma seluas 108 hektare sebagai wilayah Kampung Tua. Warga Tanjung Uma beralasan lahan tersebut merupakan warkat (surat kepemilikan harta) dari Kerajaan Johor Riau Lingga pada 1917 dan pemberian dari pemerintah Hindia-Belanda pada 1930. Menurut mereka, pada 1970, pemberian itu diambil paksa oleh pemerintah. Pemerintah hanya mengakui luas Kampung Tua 24 hektare.

Demonstrasi kemarin merupakan imbas dari buntunya perundingan antara warga dan perwakilan Badan Pengusahaan Batam. Massa marah lantaran BP Batam (dulu Otoritas Batam) telah mengeluarkan izin pengalokasian lahan kepada salah satu perusahaan pengembang properti di Batam. "Kami hanya minta apa yang selama ini sudah dijanjikan. Pengukuran sudah dilakukan sejak dulu, namun tidak ada realisasi," kata Raja Harun, tokoh masyarakat Tanjung Uma, Rabu, 23 Oktober 2013.

Masyarakat Tanjung Uma mengklaim sebagian tanah yang akan digunakan pengembang masih masuk wilayah administrasi Kampung Tua. Sedangkan pengembang berkukuh tanah tersebut tak termasuk wilayah Kampung Tua. Pengembang pun mengklaim sudah mendapat izin dari BP Batam untuk membangun di kawasan itu.

Massa yang marah kemarin mencabut beberapa fasilitas umum, seperti rambu-rambu lalu lintas dan tanaman penghias jalan. Kabel listrik dan batu-batu galian PT PLN digunakan massa untuk melempari 600-an polisi. Mereka juga merusak sebuah mobil bak terbuka berpelat merah bernomor polisi BP-8005-R.

Polisi mendesak massa agar menjauh dari gedung itu dengan menembakkan gas air mata. Untuk menghindari kejaran polisi, warga Tanjung Uma bersembunyi di Masjid Raya, yang berjarak 200 meter dari kantor BP Batam.

Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Brigadir Jenderal Endjang Sudradjat mengatakan, pihaknya terpaksa membubarkan massa karena mulai merusak kantor BP Batam. "Kami terpaksa halau massa agar tidak semakin anarkistis dan membakar kantor BP Batam," kata Endjang kemarin. Polisi menangkap seorang pengunjuk rasa yang dianggap sebagai provokator dan melempari polisi.

Sebelum menghalau dengan tembakan gas air mata, kata dia, polisi sudah melakukan tindakan persuasif. "Mereka sudah merusak pagar kawat berduri dan pagar, kami masih biarkan," kata dia.

RUMBADI DALLE| IRA GUSLINA SUFA| ANTARA| ISTI




Berita Terpopuler
Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini

4 Alasan BlackBerry Akan 'Mati' di Indonesia

KPK Sita Printer dan Dokumen Dinkes Tangsel

Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75

Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show



Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

27 Juni 2023

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.

Baca Selengkapnya