'Operasi Batok' Endriartono di Konvensi Demokrat  

Reporter

Senin, 21 Oktober 2013 20:01 WIB

Endriartono Sutarto. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat calon presiden, Endriartono Sutarto, mengakui kelemahannya dibandingkan sepuluh pesaingnya di konvensi Partai Demokrat. Kelemahan itu yakni, kekurangan dana dan tidak memiliki media untuk mendongkrak popularitasnya.

Endriartono menjelaskan, untuk mengatasi kelamahan pendanaan, ia melancarkan "operasi batok". Dia memakai istilah batok dari kelapa sebagai perumpamaan tempat menampung.

Operasi ini merupakan langkah Endriartono menggalang dana dari masyarakat yakni dengan membuka satu rekening atas nama dirinya. Rekening itu menjadi tempat menampung sumbangan dari masyarakat maupun pengusaha yang sevisi dengannya. Lalu, uang di rekening ini dikucurkan lagi ke satu rekening lainnya yang khusus menyalurkan dana hasil sumbangan untuk setiap kegiatan sosialisasi visi-misi Endriartono.

"Jadi kalau batok itu dibalik kan bisa menampung. Nah, ya kami menggunakan cara itu," kata Endriartono, saat bertandang ke kantor Tempo, Senin, 21 Oktober 2013. "Meski hasilnya tidak seberapa, tapi ya lumayan lah."

Ia mengatakan nilai maksimal sumbangan masyarakat yang masuk disesuaikan dengan ketentuan Komisi Pemelihan Umum. Sejak rekening itu dibuka, Panglima TNI periode 2002-2006 ini telah menerima sumbangan dari beberapa pihak yang kemudian digunakan melakukan sosialisasi di masyarakat.

"Jumlahnya enggak banyak tapi pelan-pelan nomor rekening kami nantinya tersebar dan semakin banyak yang memberikan dukungan," katanya.

Endriartono merupakan satu dari 11 peserta konvensi Demokrat. Peserta lainnya adalah Ali Masykur Musa (anggota BPK), Anies Baswedan (Rektor Universitas Paramadina), Dahlan Iskan (Menteri BUMN), Dino Patti Djalal (Duta Besar RI untuk Amerika Serikat), Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan), Irman Gusman (Ketua Dewan Perwakilan Daerah), Hayono Isman (anggota Komisi I DPR dari Partai Demokrat), Marzuki Alie (Ketua DPR), Pramono Edhie Wibowo (mantan Kepala Staf Angkatan Darat), dan Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara).

Menurut Endriartono, sosialisasi di masyarakat untuk meningkatkan popularitas membutuhkan dana. Sedangkan dirinya hanya memiliki dana terbatas sehingga membutuhkan dukungan masyarakat. Sebab, Komite Konvensi Demokrat tidak membiayai kegiatan sosialisasi masing-masing kandidat.

Ia yakin dengan langkah tersebut, mampu mendongkrak popularitasnya. Endriartono juga sudah membentuk kelompok relawan di beberapa provinsi, seperti E.S for Presiden.

REZA ADITYA

Berita terkait

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

Endriartono Sutarto, Panglima TNI yang Diperpanjang Masa Jabatannya

10 November 2021

Endriartono Sutarto, Panglima TNI yang Diperpanjang Masa Jabatannya

Pakar menilai wacana perpanjangan masa dinas Panglima TNI saat ini berbeda dengan era kepemimpinan Endriartono Sutarto.

Baca Selengkapnya

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

7 Oktober 2021

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

Moncernya karier dan tingginya popularitas Ridwan membuat sejumlah partai mendekatinya. Berikut jejak kedekatan Ridwan Kamil dan sejumlah parpol

Baca Selengkapnya

Mantan Jenderal TNI yang Sukses Jadi Pengusaha kaya

5 Oktober 2021

Mantan Jenderal TNI yang Sukses Jadi Pengusaha kaya

Selepas pensiun banyak jenderal TNI yang sukses di dunia usaha hingga memiliki kekayaan yang melimpah.

Baca Selengkapnya

Mengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih

19 Maret 2018

Mengurai Kasus Dokumen Palsu JR Saragih

Kasus dokumen palsu yang menjerat bakal calon Gubernur Sumatera Utara Jopinus Ramli Saragih atau JR Saragih terus bergulir.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu

12 Maret 2018

Partai Demokrat Siapkan AHY sebagai Pemimpin Baru Setahun Lalu

Pada acara puncak Rapimnas Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhono atau AHY mengajak generasi muda bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

AHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru

12 Maret 2018

AHY Berpidato, Demokrat: Kami Tawarkan AHY sebagai Pemimpin Baru

Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan optimistis pidato politik AHY mampu mendorong elektabilitasnya sebagai pemimpin.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Demokrat Akan Diuntungkan Jika Bergabung dengan Jokowi

12 Maret 2018

Pengamat: Demokrat Akan Diuntungkan Jika Bergabung dengan Jokowi

Partai Demokrat menyatakan akan mengusung capres dan cawapres dalam pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Kala AHY Sampaikan Pidato Politik Tanpa Baca Naskah

12 Maret 2018

Kala AHY Sampaikan Pidato Politik Tanpa Baca Naskah

Dalam pidato politiknya, AHY menyatakan kesiapannya menjadi pemimpin muda Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya