Foto Bunda Putri bersama seseorang yang diduga sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin. Foto-foto ini diterima redaksi Seruu.com dari orang tak dikenal melalui surat elektronik. Seruu.com
"Dia yang kasih tahu kantor Dewan Pengurus Pusat PKS dikepung polisi," katanya saat bersaksi untuk terdakwa Luthfi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin, 21 Oktober 2013.
Lantaran kabar tersebut, Hilmi kemudian menghubungi Luthfi untuk meminta penjelasan. Menurut dia, Luthfi membantah bahwa kantor mereka didatangi polisi. "Itu yang banyak wartawan," ujarnya.
Hilmi juga mengakui kembali menghubungi Luthfi untuk memastikan kabar penangkapan Fathanah. Menurut Luthfi, itu urusan bisnis. "Katanya itu biasa, 'b to b' (business-to-business)," katanya.
Pengakuan Hilmi ini terlontar setelah jaksa Muhibuddin membacakan rekaman percakapan antara Luthfi dan Hilmi pada 30 Januari 2013 atau sehari setelah Fathanah dicokok oleh penyidik KPK. Soalnya, sebelumnya Hilmi membantah pernah berkomunikasi dengan Luthfi usai penangkapan tersebut. "Tidak, mungkin tidak sempat," katanya.
Ahmad Fathanah ditangkap oleh KPK pada 29 Januari 2013 malam di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat. Ia dicokok beberapa jam setelah menerima duit Rp 1 miliar dari PT Indoguna Utama. Duit itu diduga merupakan bagian dari Rp 40 miliar yang dijanjikan untuknya dan Luthfi terkait dengan pengurusan kuota impor daging sapi untuk perusahaan tersebut. Sehari setelahnya, penyidik KPK menangkap Luthfi di kantor DPP PKS.
Dalam persidangan Fathanah pada 29 Agustus lalu, terungkap bahwa Bunda Putri sempat meminta penjelasan kepada Luthfi soal penangkapan Fathanah tersebut. Melalui anak Hilmi, Ridwan Hakim, ia meminta Luthfi datang ke rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, untuk menjelaskan hal itu. (Hilmi Mengenal Bunda Putri sebagai Non Saputri)