Warga Buyat Menanti Episode Baru

Reporter

Editor

Senin, 6 Desember 2004 15:34 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:"Apakah pemerintah akan menunggu jatuh korban lebih banyak?" Pertanyaan ini mengapung di udara. Para anggota Komisi VII DPR mendengarkan ucapan Mansyur, seorang perwakilan warga Teluk Buyat, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Bersama beberapa warga lainnya, Senin (6/12) Mansyur menyambangi anggota dewan yang terhormat, menyampaikan langsung aspirasinya.Didampingi beberapa organisasi non pemerintah, perwakilan warga Teluk Buyat datang untuk minta kejelasan seputar tindak lanjut penanganan pencemaran Teluk Buyat. Mereka diemui di ruang tamu komisi VII dan ditemui beberapa anggota komisi ini, termasuk bekas Menteri Lingkungan Hidup Sony Keraf dan seniman Guruh Sukarnoputra. Kepada anggota dewan, Mansyur menerangkan bahwa keadaan masyarakat di Teluk Buyat tidak menjadi lebih baik, meskipun sudah ada sikap resmi pemerintah yang menyatakan ada pencemaran di Teluk Buyat. Saat ini menurut Mansyur, timbul bencana baru disana, yakni diare. Hellen Pitoy, Sekertaris Badan Koordinasi Masyarakat Korban Tambang mengatakan, kasus ini banyak menimpa ibu-ibu dan anak-anak. Mereka kata Hellen, tidak hanya muntah darah, tapi juga mengeluarkan darah saat buang air besar.Kepada anggota dewan, warga Teluk Buyat tak hanya memaparkan kondisi kesehatan warga di kampung mereka. Juga menceritakan sikap Pemerintah Daerah Sulawesi Utara, khususnya Gubernur yang menurut perwakilan warga, tidak mengakui hasil kajian tim teknis Buyat. Syafrudin, seorang perwakilan warga Buyat menyatakan, Pemerintah Daerah bukannya memberi perhatian, malahan tidak memberi bantuan.Karenanya, kata Syafrudin, warga Buyat yang menemui Komisi VII DPR hari ini meminta DPR untuk mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk menyusun program jangka panjang. "Misalnya, merelokasi masyarakat dan memecahkan masalah air minum," ucap Syafrudin. Usai warga Buyat dan LSM menyatakan keinginanannya, Wakil Ketua Komisi VII DPR Sony Keraf, menjanjikan permasalahan ini akan dibahas di rapat pleno DPR. "Penanganan kasus Buyat harus menjadi langkah terpadu," tegas Sony.Menurut Sony, komisi VII sepakat dengan pemerintah pusat yang menyatakan mendukung kesimpulan hasil kerja tim teknis yang dikuatkan tim vertifikasi. Komisi VII selanjutnya kata Sony, sepakat dengan pemerintah untuk mengontrol proses pengadilan terkait kasus pencemaran Teluk Buyat. "Kalau ada keraguan data, tuangkan saja di pengadilan," tegas Sony.Selain itu, Sony menyadari bahwa persoalan Buyat tersangkut dengan aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Karenanya, kata Sony, Newmont diharuskan mengevaluasi kondisi pasca tambang selama 30 tahun kedepan. Sony juga berjanji akan mengingatkan pemerintah daerah untuk satu suara dengan permintah pusat dalam menangani masalah ekonomi, sosial dan kesehatan masyarakat Buyat. Zaenal Arifin, anggota Komisi VII lain dari Fraksi PDI Perjuangan menyatakan, dalam evaluasi pasca tambang, Newmont pernah menyatakan kesediannya untuk merelokasi penduduk jika diperlukan. Tentang sikap pemda yang tidak sejalan dengan pemerintah pusat, Zaenal, berjanji akan membuat surat ke presiden dan mengadukan soal ini. Tak hanya itu, menurut Zaenal, tiga menteri terkait yaitu menteri kesehatan, menteri lingkungan dan menteri ESDM akan diingatkan tentang kewajibannya atas masalah ini.Rr.Ariyani

Berita terkait

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

10 hari lalu

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

25 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

43 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

KLHK Sita 55 Kontainer Berisi Kayu Ilegal di Pelabuhan Teluk Lamong

44 hari lalu

KLHK Sita 55 Kontainer Berisi Kayu Ilegal di Pelabuhan Teluk Lamong

Sebanyak 767 meter kubik kayu ilegal dilindungi merupakan jenis ulin, meranti, bengkirai, dan rimba campuran. Datang dari Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

CSIS Sebut Program Biodiesel B35 dan B40 Gibran Berpotensi Rusak Lingkungan

22 Januari 2024

CSIS Sebut Program Biodiesel B35 dan B40 Gibran Berpotensi Rusak Lingkungan

Center for Strategic and International Studies (CSIS) menyoroti pernyataan calon wakil presiden nomor urut 3 Gibran Rakabuming ihwal Biodiesel B35 dan B40 dalam Debat Cawapres semalam. Gibran mengklaim program tersebut terbukti menurunkan impor minyak dan mendorong nilai tambah dan lebih ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya