TEMPO.CO, Jakarta - Melani, seekor harimau Sumatera betina dari Kebun Binatang Surabaya, kini masih bertahan hidup di kandang karantina Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Harimau berusia 16 tahun ini terserang penyakit parah dan nyawanya terancam oleh usulan suntik mati.
Menurut dokter rumah sakit hewan TSI Bogor, Retno Sudarwati, Melani mengalami masalah pencernaan yang berat sehingga menurunkan fungsi sejumlah organ tubuhnya. Melani diketahui sakit selama lima tahun di kandang Kebun Binatang Surabaya (KBS). Penyebab sakitnya baru diketahui tahun lalu, yaitu gara-gara diberi pakan berformalin atau bahan pengawet.
Melani saat dilongok Tempo sebulan lalu terlihat sangat kurus. Beratnya dari catatan pengasuh (keeper) saat itu hanya 48,5 kilogram. Adapun harimau sehat yang tubuhnya gempal di kandang lain berbobot normal 75 kilogram. "Sudah nenek-nenek dan sakit berat," ujar Retno, Kamis, 17 Oktober 2013.
Di kandang perawatan yang lebih luas, kata dia, Melani sudah mulai aktif. Selain jalan-jalan, ia sanggup melompat naik dan turun dari papan gantung ke lantai. "Memang belum lincah, disebut membaik juga tidak signifikan," katanya. Dokter dan pengasuh kini bertugas mempertahankan hidup Melani dengan memberikan makanan dan pengobatan yang terbaik.
Direktur TSI Bogor Tony Sumampau sebelumnya mengatakan, ada rekomendasi untuk menyuntik mati Melani karena kondisi hidup dan penyakitnya sudah berat. Namun ada organisasi pencinta satwa dari Australia yang menolak usulan itu seraya memberi bantuan obat-obatan untuk memulihkan kondisi Melani. Menurut Tony, keputusan akhir soal suntik mati dan pemeliharaan Melani ada di tangan pemerintah. "Kebijakannya dari Kementerian Kehutanan soal nasib Melani," ujarnya.
ANWAR SISWADI
Berita tentang KBS:
Harimau Sumatera di KBS Kurus Kering
Sidak KBS, Risma Minta Barter Satwa Distop
Satwa KBS Diduga Diberi Umpan Daging Tikus
Menhut: Ada yang Ingin Bangun Mal dan Hotel di KBS
KBS Pernah Tukar 39 Satwa dengan Mobil
Berita terkait
Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang
6 hari lalu
PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.
Baca SelengkapnyaBantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan
6 hari lalu
Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan
Baca SelengkapnyaTermasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?
12 hari lalu
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta
12 hari lalu
Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta
13 hari lalu
Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.
Baca SelengkapnyaRisma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP
16 hari lalu
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial
16 hari lalu
Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.
Baca SelengkapnyaMensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
18 hari lalu
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan
18 hari lalu
Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.
Baca SelengkapnyaMensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD
19 hari lalu
Direktur OECD membuka peluang program Pena dapat menjadi contoh untuk negara anggota lainnya.
Baca Selengkapnya