Sejumlah pendaki melintasi hamparan tanaman Verbena brasiliensis di savana Oro-Oro Ombo Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur (4/6). Tidak ada yang tahu kapan tanaman semak yang berasal dari Amerika Latin ini mulai tumbuh di gunung Semeru. TEMPO/Abdi Purmono
TEMPO.CO , Malang :Sejumlah titik di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru telah dirambah warga. Total luas lahan yang dirambah di taman nasional tersebut mencapai 6,2 hektar. Warga merambah hutan itu untuk dijadikan kebun kopi dan tanaman kaliandra.
"Ada empat kasus diserahkan ke Polres Malang," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ayu Dewi Utari, Senin 14 Oktober 2013. Kawasan yang dijarah meliputi daerah blok den bento dan RPTN Coban Trisula.
Selama sembilan bulan terakhir, ditemukan sebanyak delapan kasus. Namun, tak ada satu pun pelaku yang berhasil ditangkap. Polisi, katanya, masih melakukan pengejaran.
Untuk mencegah pembalakan dan perambahan hutan, puluhan petugas taman nasional diturunkan untuk melakukan patroli. Mereka bergerak di titik yang kerap menjadi lokasi pelaku pembalakan dan perambahan hutan. Selain itu, juga bekerjasama dengan warga setempat untuk mencegah kasus serupa terulang.
Sedangkan BBTN BTS harus melakukan penghijauan kembali untuk memulihkan kawasan hutan. Setiap tahun dikucurkan dana sebanyak Rp 19 miliar melaluiAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang disalurkan Kementerian Kehutanan.
Selain itu, juga terjadi pencurian dan perburuan satwa secara ilegal. Selama sembilan bulan terakhir, petugas berhasil menyita satwa dan alat berburu sebagai barang bukti. Meliputi seekor ayam hutan, seekor tekukur, seekor kijang, burung tujuh ekor, burung madu satu ekor, dan burung kacamata. Selain itu disita sebuah senjata api dan sabit.
"Mereka dalam pembinaan. Tak boleh melakukan perbuatan serupa," katanya. Juga terjadi pencurian tanaman obat-obatan dan anggrek langka di kawasan BBTN BTS. Tanaman obat seperti susuh angin atau jenggot resi (Usnea Barbata) dan srempetan (Mikania Cordata) diekspor ke Korea sebagai bahan baku obat dengan harga tinggi
"Tanaman langka dijual seharga Rp 75 ribu per kilogram," katanya.
12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan
2 hari lalu
12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan
Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.