TEMPO Interaktif, Jakarta: Mantan Wakil Presiden Soedarmono menyerahkan sepenuhnya kepada peserta Musyawarah Nasional (Munas) Golkar untuk menentukan ketua umum partai berlambang Beringin ini. Begitu juga jika Akbar Tanjung terpilih kembali. ?Ya terserah Munasnya aja. Kalau Munas milih dia ya sudah,? ujarnya kepada wartawan, Rabu (1/12) di kediamannya Jalan Senopati, Jakarta Selatan. Wartawan bertanya siapa yang pantas menjadi ketua umum pada Munas Golkar yang akan dilakukan Desember ini di Denpasar. Namun mantan Ketua Umum Golkar di era Orde Baru ini mengelak menjawab. ?Nggak' tahu yang pantas. Tanya saja sama sesepuh,? katanya. Namun, secara pribadi Soedharmono tidak menginginkan Akbar Tandjung mencalonkan diri kembali sebagai ketua umum. ?Dia harusnya mundur sebagai ketua umum. Orang masalah itu saja salah gimana?? katanya. Yang dimaksud Soedarmono dengan kesalahan Akbar adalah dukungannya kepada Megawati pada pemilu presiden putaran kedua. Menurutnya, yang benar saat itu adalah Golkar memberikan dukungan kepada Jusuf Kalla. Rabu ini, sejumlah sesepuh dan tokoh Golkar mengadakan pertemuan di kediaman Soedharmono. Terlihat hadir sejumlah menteri atau pembantu Soeharto, antara lain Harmoko, Moerdiono, Cosmas Batubara, Oetojo Oesman, Azwar Anas, Sulasikin Moerpratomo dan Muladi. Hadir juga Marwah Daud Ibrahim dan Indra Bambang Oetoyo. Menurut Indra. tidak ada kesimpulan dalam pertemuan tokoh Golkar tersebut. Namun Indra mengklaim, sebagian besar peserta yang hadir memberikan dukungan secara eksplisit kepada Wiranto. ?Pak Soedarmono sendiri tidak menyebutkan hal itu (dukungan),? ujarnya. Dia menjelaskan ada keinginan untuk mengerucutkan dukungan kepada satu nama calon dalam Munas nanti. Menurutnya hal itu tampak dari usulan Muladi berpesan agar Surya Paloh dan Wiranto, apabila keduanya mempunyai kesempatan maju ke Munas, jangan sampai terpecah sehingga Akbar Tandjung malah maju. Marwah Daud Ibrahim juga mengakui perlunya pengerucutan itu. ?Memang kalau dilihat harus bersatu antara yang memilki persamaan aspirasi. Kalau tidak, agak repot jadinya,? katanya. Karena itu ia menginginkan perlunya kerelaan dari masing-masing calon untuk hanya mendukung satu nama. Indriani ? Tempo