Sejumlah kereta api peluru Cina di depo perawatan di Wuhan, Hubei, (25/12). Dengan kereta peluru ini Beijing-Guangzhou ditempuh dalam waktu 8 jam, sebelumnya memerlukan waktu 22 jam. REUTERS/Stringer
TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Perhubungan, E.E Mangindaan, mengatakan sedang mengkaji poyek high speed rail yang menghubungkan Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Bandung. Ia sempat ke Tokyo membahas rencana itu dengan investor. Proyek ini rencananya dibangun di atas lahan yang sudah dikuasai PT Kereta Api Indonesia.
Dengan begitu, ia berharap proses pengerjaan tidak terkendala pembebasan lahan milik warga. "Jadi, Jakarta-Surabaya cukup tiga jam saja. Paling berhenti sebentar di Semarang," kata Menteri Mangindaan seusai menghadiri Penganugerahan Wahana Tata Nugraha di Hotel Sangri La Surabaya, Kamis, 3 Oktober 2013.
Ia menjelaskan, model transportasi kereta ini dapat beroperasi lebih cepat dari pada kereta api konvensional. Moda menggunakan sistem terpadu dan trek khusus. Mangindaan mengklaim, Jepang yang pertama kali memperkenalkan moda transportasi semacam high speed rail. Ia menjanjikan investor akan mengunjungi Indonesia paling lama akhir 2013. Setelah investor sepakat soal pendanaan, Kementerian akan segera menyusun studi kelayakan.
Mangindaan membayangkan infrastruktur high speed rail dibangun di atas double track. Sementara jalur di bawahnya untuk angkutan massal kereta api konvensional dan peti kemas. "Lahan tidak masalah. Keuntungan ya pasti lebih cepat, Jakarta-Surabaya hanya tiga jam," kata dia.
Selain proyek high speed rail, Kementerian terus membangun infrastruktur angkutan massal double track di Surabaya dan jalur tengah dari Yogyakarta-Solo-Madiun-Surabaya. Ia memastikan lelang proyek double track akan rampung akhir tahun 2013. "Anggaran sudah ada," kata Mangindaan tanpa merinci nominalnya.
