Divonis 4 Tahun, Ini Kata Letjen Djaja Suparman

Reporter

Jumat, 27 September 2013 02:09 WIB

Mantan Pangdam Brawijaya Letnan Jenderal (Purnawirawan) Djaja Suparman. Tempo/Kukuh Setyo Wibowo/Istimewa

TEMPO.CO, Surabaya - Tak ada raut tegang di wajah mantan Panglima Kodam V/ Brawijaya Letnan Jenderal Djaja Suparman usai divonis 4 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya, Kamis malam, 26 September 2013. Ke luar dari ruang sidang perwira tinggi yang pernah menduduki berbagai pos jabatan strategis di lingkungan TNI Angkatan Darat itu bahkan sempat berdendang: "Alusia...alusiaa."

Majelis hakim yang diketuai Letnan Jenderal Hidayat Manao menyatakan Djadja tidak bisa mempertanggungjawabkan uang negara Rp 13,3 miliar dari operator jalan tol PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) pada 1998 silam. Hal yang meberatkan hukuman Djaja, kata hakim, karena lelaki 65 tahun itu tidak menyesali perbuatannya, tidak mengindahkan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, menerima kompensasi ganti rugi lahan Kodam, dan menyalahgunakan kewenangannya.

Djadja sendiri tetap bersikeras bahwa apa yang dia perbuat bukan kategori korupsi. Alasannya uang PT CMNP merupakan bantuan natura, bukan ganti rugi atas pelepasan aset tanah Kodam seluas 8,8 hekter di Kelurahan Dukuh Menanggal, Surabaya. "Uang Rp 13,3 miliar itu saya pakai buat mengamankan Jawa Timur agar tidak tertular kerusuhan Mei 98 di Jakarta," kata dia.


Menurut Djaja, uang itu dipakai untuk pengadaan kendaraan operasional Korem dan Kodim, serta meningkatkan kesejahteraan prajurit. Pos terbesar dari pengeluaran itu, kata dia, buat pembinaan teroterial. Tujuannya agar masyarakat solid dan tak mudah terprovokasi bertindak anarkistis. "Jika di suatu tempat ada istighatsah misalnya, kami yang biayai," ujar dia. Seluruh pemakaian uang itu telah disampaikan Djadja dalam materi pledoinya. "Tapi oleh hakim dianggap tidak relevan," ujar dia.



Dengan pendekatan-pendekatan ke masyarakat seperti itu, menurut Djaja, Jawa Timur berhasil diamankan dari keadaan genting. Karena dinilai sukses, oleh Panglima ABRI Jendral Wiranto ia pun ditarik ke Ibu Kota sebagai Pangdam Jaya menggantikan Sjafrie Sjamsoedin. Di Jakarta ia juga mengklaim berhasil meredam gejolak-gejolak yang timbul pasca-lengsernya Presiden Soeharto. "Tapi negara tak pernah mengapresiasi saya. Sekarang saya malah dibeginikan," ujar Djaja.

KUKUH S.WIBOWO
Berita penting lain:
KTT APEC Dijaga 11 Ribu Personel TNI-Polri
Ini Kisah Pelarian Otak Penyekap Pedagang Kopi
Belum Ada Bukti Pidana Kepala Irwasda Lampung
Yenny Sebut Jokowi Mirip Gus Dur
Korban Investasi Emas Pertanyakan Duitnya


Advertising
Advertising

Berita terkait

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

Danny Rukmana, Putra Tutut Soeharto, Segera Melepas Status Duda

11 Februari 2020

Danny Rukmana, Putra Tutut Soeharto, Segera Melepas Status Duda

Danny Rukmana, putra Tutut Soeharto, akan menikahi gadis Makassar bernama Raiyah Chitra Caesaria pada Sabtu, 15 Februari 2020 mendatang.

Baca Selengkapnya

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

23 Juli 2018

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal M. Sabrar menjelaskan soal pengangkatan menantu AM Hendropriyono, Andika Perkasa menjadi Pangkostrad.

Baca Selengkapnya

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

23 Juli 2018

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

Serah terima jabatan itu, kata KASAD Jenderal Mulyono, untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan penyegaran di tubuh TNI AD.

Baca Selengkapnya

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

22 Juli 2018

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

Tiga orang Letnan Dua Cpn, Puspita Ladiba, Feny Avisha dan Tri Ramadhani akan menjadi juru terbang perempuan pertama di lingkungan TNI AD.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

22 Juli 2018

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

Letnan Satu Cpn Alexius Darma menceritakan pengalamannya berlatih menerbangkan Helikopter Apache AH-64E tanpa melihat.

Baca Selengkapnya

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

22 Juli 2018

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

Para teknisi belajar mengenai seluk beluk helikopter Apache selama 6 sampai 8 bulan di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

21 Juli 2018

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

TNI AD mengandangkan delapan Helikopter Apache AH-64E terbarunya di Skuadron 11/Serbu, Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani.

Baca Selengkapnya

Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache

21 Juli 2018

Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache

Penerbang TNI AD yang telah menjalani pelatihan di Amerika selama 10 bulan sudah punya kemampuan menerbangkan Helikopter Apache.

Baca Selengkapnya

Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD

21 Juli 2018

Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD

Dibandrol dengan harga Rp 500 juta, helm pilot Helikopter Apache memiliki teknologi mutakhir. Apa saja?

Baca Selengkapnya