TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang merayakan Hari Tani Nasional dengan berunjuk rasa di depan gedung Istana Negara, Jakarta Pusat. Mereka terdiri dari Serikat Petani Indonesia (SPI), Koalisi Pembaruan Agraria (KPA), Aliansi Gerakan Reforma Agraria, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman), dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).
Ketua SPI, Achmad Yakub, mengatakan bahwa ada dua tuntutan yang ingin disampaikan di demo ini. Pertama, mendesak pemerintah menaikan harga kedelai petani lokal. Alasannya, harga kedelai lokal hanya Rp 7000 per kilogram. "Setidaknya di tingkat petani Rp 8.500 per kilogram," ujar Achmad kepada Tempo, Selasa, 24 September 2013.
Menurut Achmad, pemerintah tidak pernah berpihak kepada petani kedelai lokal. Itu dapat dilihat dari keputusan pemerintah yang mendatangkan kedelai impor untuk mengatasi kelangkaan bahan baku tempe dan tahu itu di Tanah Air. Harga kedelai impor yang didatangkan pemerintah sekitar Rp 8300 per kilogram. "Akibatnya banyak petani yang tidak mau lagi menanam kedelai," ujarnya.
Tuntutan kedua, Achmad menjelaskan, tentang lahan pertanian. Menurut dia, jumlah petani yang memiliki lahan pertanian semakin menyempit. Kini, lahan-lahan dikuasai perusahaan pertanian. Jumlahnya pun bertambah dari 1.475 perusahaan di 2003 menjadi 5.486 perusahaan pada 2013. "Bagaimana produktivitas mau naik, tanah saja tidak ada," ucapnya.
Massa yang berjumlah sekitar 300 orang itu tiba di depan Istana Negara jam 12 siang. Sebelumnya, pendemo yang membawa berbagai atribut seperti spanduk dan bendera itu, berunjuk rasa di depan Mahkamah Agung dan Kementerian Pedagangan. Berdasarkan pantauan, demo berlangsung tertib dan tidak menimbulkan kemacetan di sekitar Jalan Medan Merdeka Utara.
Demo tersebut diamankan ratusan aparat kepolisian. Kepala Polsek Gambir, Komisaris Kasmono mengatakan, pasukan pengamanan yang diturunkan untuk demo ini sekitar 200 personel. "Gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Metro Gambir," ujarnya.
SINGGIH SOARES
Topik terhangat:
Guyuran Harta Labora | Mobil Murah | Tabrakan Maut | Penembakan Polisi | Info Haji
Berita lainnya:
Alasan BBM untuk Android Ditunda
Fathanah Pernah Menikahi Pramugari
Asal Mula 'Jebret ow-ow-ow' Valentino Simanjuntak
Jebret, Kekayaan Bahasa Indonesia di Sepak Bola
Jokowi Ditantang Wali Kota Rotterdam Atasi Banjir
Berita terkait
Menolak Lupa Tragedi Trisakti 1998, Mereka Tewas Ditembak di Dalam Kampus
4 hari lalu
Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 merupakan peristiwa berdarah menjelang reformasi. Empat mahasiswa Trisakti tewas ditembak di dalam kampus.
Baca SelengkapnyaDemonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap
16 hari lalu
Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.
Baca SelengkapnyaGelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem
22 hari lalu
Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza
Baca SelengkapnyaMahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina
22 hari lalu
Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina
Baca SelengkapnyaGelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS
23 hari lalu
Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.
Baca SelengkapnyaGoogle Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya
29 hari lalu
Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.
Baca SelengkapnyaEks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres
29 hari lalu
Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPolisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK
29 hari lalu
2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup
29 hari lalu
Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaPrabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial
30 hari lalu
Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK
Baca Selengkapnya