TNI AL Kekurangan Senjata

Reporter

Editor

Kamis, 25 November 2004 15:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Indonesia boleh jadi merupakan negara dengan wilayah perairan yang luas. Perlu kerja keras dan upaya cerdik buat mengamankan tiap jengkal wilayah perairannya. Sayangnya, menurut Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana Bernard Kent Sondakh, TNI AL yang jadi pengawal lautan, hingga saat ini masih kekurangan amunisi.Usai memimpin upacara HUT Marinir di Bumi Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan Kamis (25/11), Bernard mengatakan TNI AL baru punya 10 ribu pucuk senjata dari 15 ribu pucuk senjata infantri yang dibutuhkan. Dari jumlah senjata yang sudah ada ini, separuhnya dipasok dari bekas negara Cekoslovakia dan sisanya buatan dalam negeri, PT Pindad Bandung. "Kalau tadi melihat tank-tank yang diperagakan saat upacara, itu umurnya lebih tua dari saya," ungkap Bernard sambil tertawa.Melihat betapa tuanya tank-tank dalam armadanya, Bernard mengaku tengah membicarakan penggantian tank amphibi tipe PT 76 M buatan Rusia dengan tank amphibi buatan Amerika Serikat (AS). Sedangkan untuk melengkapi kekurangan dan melakukan upgrading persenjataan tua lainnya, KASAL mengaku sudah melakukan kontrak dengan beberapa perusahaan pembuat senjata di luar negeri. Terutama untuk pengadaan peralatan utama sistem pertahanan, khususnya penambahan roket bagi korps marinir. Tak heran kalau KASAL menyambut baik lobi yang tengah dilakukan Departemen Pertahanan agar AS mencabut embargo sebjata atas Indonesia. Bahkan Bernard menjelaskan kalau dirinya sudah berbicara dengan Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat dan Panglima Pasukan AS di Pasifik untuk menjajaki kerjasama peralatan pertahanan laut. "Mereka (Militer AS) minta pertemuan bilateral dengan saya, saya sampaikan bahwa kita semua ingin kawasan laut Indonesia aman," kata Bernard.Soalnya, kata Bernard, keamanan laut Indonesia amay vital. Karena selain sering terjadi kejahatan laut, perairan Indonesia menjadi lalu lintas bagi 92 persen perdagangan di Asia Pasifik. "Kalau perairan Indonesia tidak aman, jelas akan mengganggu perdagangan Asia Pasifik dan ekonomi dunia, jadi semua negara harus memberikan perhatian kepada kita," ujar Bernard.Malangnya, selain membutuhkan senjata infantri, TNI AL menurut Bernard, juga masih memerlukan kapal patroli hingga berjumlah 300 sampai 400 unit. Kapal-kapal ini menurut Bernard diperlukan untuk patroli di wilayah laut perbatasan dengan negara lain. Menurut Bernard, TNI AL sudah mengupayakannya dengan memesan kapal jenis Corvett sebanyak empat buah, dua dibuat di Belanda dan sisanya dikerjakan PT PAL Indonesia. Dua kapal jenis Landing Platform Doc juga dipesan dari Korea Selatan. Sunariah

Berita terkait

Pendaftaran Bintara PK TNI AL Hingga 11 Agustus, Cek Persyaratannya di Sini

27 Juli 2022

Pendaftaran Bintara PK TNI AL Hingga 11 Agustus, Cek Persyaratannya di Sini

Pendaftaran Bintara PK TNI AL dibuka hingga 11 Agustus secara online. Cek syaratnya di sini.

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Kumpulkan Purnawirawan TNI, Ini Daftar yang Hadir

3 Juni 2022

Prabowo Subianto Kumpulkan Purnawirawan TNI, Ini Daftar yang Hadir

Prabowo Subianto menggelar acara halal bi halal dengan para purnawirawan TNI di kediamannya pada Selasa lalu.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Taruna Akademi Angkatan Laut Dibuka 25 April, Ini Cara Mendaftarnya

13 April 2022

Pendaftaran Taruna Akademi Angkatan Laut Dibuka 25 April, Ini Cara Mendaftarnya

Pendaftaran Taruna Akademi Angkatan Laut dibuka mulai 25 April hingga 27 Mei 2022. Siswa berijazah SMA dapat mendaftar dengan ketentuan nilai berikut.

Baca Selengkapnya

Perwira TNI AL Ikut Sembalun Seven Summit: 7 Puncak dalam 5 Hari, Target 3 Hari

6 Juni 2021

Perwira TNI AL Ikut Sembalun Seven Summit: 7 Puncak dalam 5 Hari, Target 3 Hari

Seorang perwira TNI AL, Letnan Kolonel Laut (T) Andry Kuswoyo berhasil menjalani Sembalun Seven Summit dalam lima hari.

Baca Selengkapnya

Modus Operandi Pembajakan Kapal di Selat Singapura

17 Juli 2020

Modus Operandi Pembajakan Kapal di Selat Singapura

Modus operandi pembajakan kapal di Selat Singapura di antaranya target pembajak biasanya kapal tanker curah.

Baca Selengkapnya

TNI AL Gelar Simulasi Penanggulangan Terorisme di Manado

19 Juli 2018

TNI AL Gelar Simulasi Penanggulangan Terorisme di Manado

TNI AL menggelar simulasi penanggulangan terorisme di kawasan Megamas Pantai Manado sebagai latihan kesiapsiagaan Koarmada II tahun anggaran 2018.

Baca Selengkapnya

Diserang Fahri Hamzah, Susi Pudjiastuti: Masak Sampah Urusan AL

17 Juli 2018

Diserang Fahri Hamzah, Susi Pudjiastuti: Masak Sampah Urusan AL

Susi Pudjiastuti menanggapi serangan Fahri Hamzah melalui cuitannya di Twitter.

Baca Selengkapnya

Tak Kunjung Menemukan, Pencarian Buaya di Kali Grogol Dihentikan

30 Juni 2018

Tak Kunjung Menemukan, Pencarian Buaya di Kali Grogol Dihentikan

Setelah berjalan empat hari, pencarian buaya di Kali Grogol, Jakarta Barat, dihentikan pada Sabtu, 30 Juni 2018. Buaya itu kemungkinan telah pergi.

Baca Selengkapnya

Pencarian Buaya Pondok Dayung Resmi Dihentikan, Alasannya?

28 Juni 2018

Pencarian Buaya Pondok Dayung Resmi Dihentikan, Alasannya?

Pencarian buaya muara sepanjang 2,5 meter yang terlihat di perairan Pondok Dayung, Tanjung Priok, resmi dihentikan pada Ahad, 24 Juni 2018.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Buaya Muara Tak Mungkin Bersarang di Pondok Dayung

20 Juni 2018

Ini Alasan Buaya Muara Tak Mungkin Bersarang di Pondok Dayung

Peneliti buaya LIPI memastikan reptil yang terlihat di Pondok Dayung tidak bersarang atau tinggal di perairan itu.

Baca Selengkapnya