TEMPO.CO, Jakarta –Kandidat Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto , menyamakan diri dirinya dengan tokoh Afrika Selatan, Nelson Mandela, ketika diwawancara stasiun televisi internasional, Al Jazeera.
Nama Nelson Mandela disebut-sebut ketika wartawati kawakan Al Jazeera Veronica Pedrosa menanyakan soal catatan jejaknya yang membuat Prabowo masuk ke dalam daftar hitam pemerintah Amerika Serikat.
“Nelson Mandela juga pernah masuk daftar hitam Amerika Serikat, am I not in good company?” jawab Prabowo, yang langsung ditukas oleh Pedrosa. “Tapi Anda juga bukan Nelson Mandela.”
“Ya memang. Tapi Nelson Mandela pernah juga masuk daftar hitam Amerika Serikat,” kata Prabowo mengulangi pernyataannya. Dia menyatakan keyakinannya bahwa Amerika Serikat juga tahu bahwa dirinya tidak terlibat dalam segala kejahatan yang dituduhkan.
Nelson Mandela dan beberapa anggota Kongres Afrika Selatan memang pernah masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat. Nama mereka baru dicabut pada 5 Juli 2008. Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice mengatakan masuknya nama Mandela dalam daftar itu merupakan insiden memalukan bagi Amerika Serikat.
Pencekalan terhadap Prabowo dan empat jenderal lain baru ketahuan setelah visa mereka ditolak ketika akan ikut rombongan Presiden ke Amerika Serikat tahun 2010.
Kepada Al Jazeera, Prabowo juga mengatakan selama tiga kali mencalonkan diri, tiap kali dukungan terhadapnya meningkat, tuduhan-tuduhan pun bermunculan. Baca hasil survei calon presiden
Prabowo mengatakan tuduhan-tuduhan terhadapnya sebagai pelaku kejahatan di Timor Leste maupun tuduhan kudeta tahun 1998 merupakan bagian dari fitnah yang ditujukan kepadanya.
“Orang-orang yang berada di puncak memang kerap menjadi obyek fitnah. Itu risiko profesi. Mereka didesain untuk menghancurkan reputasi saya,” katanya.
Dalam wawancara yang berlangsung di rumahnya--disebutkan berjarak dua jam dari Jakarta--yang berhiaskan ukiran kayu tersebut, Prabowo menuturkan beragam visi dan ambisinya jika terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Dia berjanji untuk menjadi pemimpin yang kuat, sambil menyebut nama mantan Perdana Menteri Inggris Margareth Thatcher dan mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kwan Yew.
“Rakyat Indonesia tidak bodoh, Anda tahu, itulah mengapa saya mendapatkan dukungan yang kuat.”
Video wawancara Al Jazeera dengan Prabowo tersebut bisa diunduh di http://www.youtube.com/watch?v=FFrHXbntm8o.
AL JAZEERA | NATALIA SANTI
Topik Terhangat:Penembakan Polisi| Tabrakan Anak Ahmad Dhani |Mobil Murah|Miss World Info Haji
Berita Terpopuler:
BBM Ada di Android, BlackBerry Optimistis Bertahan
BBM Terbuka di Android, Penjualan BlackBerry?
Ngaku di Singapura, Nikita Mirzani Cuit dari Grogol
Jumpa Boediono, Ahok Melunak Soal Mobil Murah
Mobil Murah Cuma Trik Dagang