Kualitas Udara Lereng Merapi Membahayakan

Reporter

Kamis, 19 September 2013 03:42 WIB

Seorang relawan PMI memantau sinyal aktivitas Merapi dari radio di depan mobil yang tertutup abu di kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin (22/7). Hujan abu dan pasir terjadi di lereng Merapi pada pukul 04.15 hingga 05.33 pagi dan ratusan warga sempat dievakuasi ke pengungsian. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Sleman--Masyarakat yang tinggal di rumah-rumah di lereng Gunung Merapi diminta hati-hati. Sebab, kualitas udara dalam rumah atau ruangan sudah melampaui batas kelembaban dan kebisingan. Itu bisa menimbulkan beberapa penyakit.

Kelembaban pada ruangan disebabkan sistem ventilasi yang buruk atau kurang, sehingga sirkulasi udara tidak lancar. Sedangkan kebisingan ditimbulkan oleh deru kendaraan terutama truk pasir yang sering berlalu lalang.

"Kami sudah melakukan pengukuran kualitas udara di beberapa lokasi," kata Kepala Dinas Kesehatan, Kabupaten Sleman, Mafilindati Nuraini, Rabu 18 September 2013.

Kualitas udara yang buruk karena kelembabannya tinggi mudah memunculkan penyakit akibat bakteri. Bakteri mudah berkembang biak jika udara sangat lembab. Sedangkan kebisingan bisa menimbulkan gangguan saluran pendengaran. Lokasi yang diuji kualitas udaranya yaitu di Dusun Bronggang, Argomulyo, dan dua lainnya di Desa Kepuharjo.

Uji kualitas udara secara fisik dan kimiawi pada akhir Agustus lalu, diukur suhu, kelembapan, kebisingan, dan pencahayaan. Secara kimiawi parameter yang diukur adalah sulfur dioksida, karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen sulfida, nitrogen dioksida, debu, anomali, dan timah hitam.

Hasilnya, kata dia, ada dua parameter yang melebihi standar ukuran. Yaitu, kelembapan dan kebisingan. Seharusnya, ruangan yang normal, ukuran kelembapannya 40 sampai 60 persen. Setelah diuji, hasil dari pengukuran di empat titik tersebut diketahui lebih dari 70 pers. Sedangkan, tingkat kebisingannya yang normalnya tidak lebih dari 45 decibel, hasil uji ukuran kebisingan di rumah warga yang ada di Cangkringan mencapai 53 sampai 63 decibel.

Namun, selain dua parameter itu, semuanya normal. Untuk debu yang standarnya 230 meter gram per kubik, hasil pengukuran hanya mencapai 99, 100 hingga 161 meter gram per kubik. "Kalau ada jendela jarang dibuka, di sekitar ventilasi masih ada pohon besar yang menyebabkan banyak bakteri berkembangbiak," kata dia.

Para petugas puskesmas ditugaskan untuk mensosialisasikan adanya temuan itu. Sehingga masyarakat sadar akan pentingnya ventilasi untuk sirkulasi udara. Sedangkan tingkat kebisingan kendaraan, diusulkan adanya jalur khusus truk-truk psir supaya tidak lewat perkampungan.

Menurut Camat Cangkringan, Bambang Nurwiyono, sebenarnya ventilasi rumah warga sudah mencukupi. Namun, karena banyak debu akobat truk pasir, maka warga lebih memilih untuk menutup pintu maupun jendela. "Maju kena mundur kena, kalau ditutup jadi lembab, kalau dibuka banyak debu," kata camat itu.

Sedangkan untuk kebisisingan atau polusi suara juga menjadi masalah tersendiri. Jika telinga ditutup, maka jika berbincang-bincang harus berteriak.

MUH SYAIFULLAH

Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Info Haji | Penembakan Polisi


Baca juga:

Lima Tweet yang Mengguncang Dunia

Enam Jenis Ikan yang Sebaiknya Dihindari

Ini Hasil Lengkap Pertandingan Liga Champions

Ahok Tak Takut Ditinggal Jokowi Jadi Presiden

Berita terkait

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

12 jam lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

15 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

22 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

37 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

38 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

47 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

4 Maret 2024

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

4 Maret 2024

Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

2 Maret 2024

Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

24 Februari 2024

Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman

Baca Selengkapnya