TEMPO.CO, Surabaya- Aparat Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Jawa Timur menangkap dua pengedar narkoba asal Pulau Madura. Kedua tersangka merupakan pengedar dari 'kampung narkoba' di Kabupaten Bangkalan. "Mereka kami tangkap saat akan mengirim narkoba ke pelanggannya di Surabaya," kata Wakil Kasat Reskoba Polrestabes Surabaya Komisaris Leonard M. Sinambela, Jumat, 13 September 2013.
Kedua tersanga atas nama Masrup, 34 tahun, asal Desa Sokabanah Tengah, Kecamatan Sokabanah, Sampang; dan Salim, 36 tahun asal Surabaya. Dari tangan Masrup polisi menyita barang bukti uang tunai Rp 7 juta hasil dari penjualan 2 bungkus sabu seberat 50,52 gram.
Sedangkan dari Salim polisi memperoleh barang bukti 19 bungkus plastik berisi ganja seberat 30,32 gram; 6 bungkus plastik sabu dengan berat 1,52 gram; 23 paket pil berlogo LL sebanyak 257 butir; dan satu paket pil dengan jenis yang sama sebanyak 1000 butir. Polisi juga menyita seperangkat alat hisap sabu yang siap dijual.
Leonard menambahkan, peredaran narkoba telah mengalami pergeseran dari yang semula Surabaya ke Madura kini menjadi sebaliknya. Modus tersangka ialah mengantarkan barang haram tersebut dari 'kampung narkoba' melewati Jembatan Suramadu. "Pengedarnya bertemu langsung dengan pembeli," kata dia. Diduga kedua tersangka tidak hanya sekali mengirim narkoba ke Surabaya.
Untuk mengantisipasi masuknya narkoba Madura ke Surabaya, pihak kepolisian akan memperketak akses masuk ke Jembatan Surabaya serta meningkatkan frekuensi operasi kendaraan.
Tersangka Masrup mengaku, permintaan narkoba atau sabu di Surabaya memang sangat besar, mulai dari pemakai sampai dengan pengedar. Barang diambil dari Madura, karena di sana harganya lebih murah daripada di Surabaya. "Selisih harga per gramnya mencapai RP 1,3 juta," kata Masrup.
