Mendikbud M. Nuh (kiri) berjabat tangan dengan peserta Olimpiade Sains Biologi dari NTT, Kenas Naibonat (kanan) seusai membuka Olimpiade Sains Nasional XI di Jakarta, Senin (3/9). ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Bandung - Ribuan pelajar dan guru se-Indonesia beradu kemampuan di ajang Olimpiade Sains Nasional 2013. Acara tersebut digelar 3-7 September di gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung.
Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim mengatakan, olimpiade sains yang diikuti 4000-an peserta berguna untuk menumbuhkan jiwa kompetisi yang sehat. Seleksi peserta dimulai dari tingkat kecamatan, kota atau kabupaten, serta provinsi. "Jiwa kompetisi perlu ditingkatkan karena itu ruh kurikulum 2013," ujarnya saat pidato pembukaan, Selasa, 3 September 2013.
Olimpiade yang digelar perdana pada 2002 di Yogyakarta itu berlangsung tahunan. Kali ini, olimpiade sains melombakan mata pelajaran matematika dan IPA, ilmu murni dan terapan, yang mencakup biologi, fisika, dan kimia. Selain itu, ada teknologi informasi, astronomi, geografi, ekonomi, dan bisnis. "Para juara peraih medali emas otomatis akan ikut kompetisi internasional," ujar Musliar.
Ketua panitia acara Ahmad Jazidi mengatakan, Olimpiade Sains Nasional ke-12 kalinya ini lebih meriah dibanding sebelumnya. Alasannya, lomba sains terapan untuk kalangan SMK sederajat mulai sekarang disatukan.
Olimpiade mulai dari tingkat SD hingga SMA sederajat serta para guru itu berlangsung di sejumlah tempat. "Di sekolah serta kampus di Bandung dan sekitarnya," kata Direktur Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu.