Jepang Didesak Minta Maaf Atas Perbudakan Seks  

Reporter

Editor

Yuliawati

Senin, 2 September 2013 12:01 WIB

Wajah Jugun Ianfu karya Hilde Jansen.

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hubungan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat yang juga politikus Partai Demokrat, Hayono Isman, berharap pemerintah Jepang mengikuti jejak Belanda yang meminta maaf terhadap pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia. Menurut dia, siapa pun pelaku kekerasan yang melanggar HAM harus meminta maaf.

"Satu keharusan bagi setiap negara atau bangsa yang melakukan pelanggaran HAM terhadap siapa pun harus meminta maaf," kata Hayono di kompleks parlemen Senayan, Senin, 2 September 2013. Jepang juga melanggar HAM rakyat Indonesia karena telah memaksa perempuan daerah jajahannya sebagai budak seks atau jugun ianfu, melayani tentara Jepang.

Pernyataan Hayono juga diamini oleh Wakil Ketua Komisi, Tubagus Hasanuddin. Menurut dia, pemerintah lain juga harus meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas pelanggaran HAM. Namun permintaan maaf Jepang juga harus melewati mekanisme hukum di persidangan internasional.

"Pemerintah Jepang tak asal minta maaf, seperti pemerintah Belanda juga melalui proses hukum atas kasus pembantaian di Rawagede dan Westerling," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini. Hasanuddin menuturkan tak ada kata terlambat bagi pemerintah Jepang untuk meminta maaf.

Pernyataan parlemen ini menyikapi pemerintah Belanda yang meminta maaf atas kejahatan yang dilakukan negara itu saat menyerang Indonesia pada 1945-1949. Belanda akan memberikan kompensasi sebesar 20 ribu euro atau setara Rp 280 juta.

Jugun ianfu adalah istilah Jepang terhadap perempuan "penghibur" tentara kekaisaran Jepang pada masa perang Asia-Pasifik. Istilah asing lainnya adalah comfort woman. Pada kenyataannya, ianfu bukan merupakan perempuan penghibur, tetapi perbudakan seksual serta dianggap masyarakat internasional sebagai kejahatan perang.

Mereka dipaksa melayani kebutuhan seksual tentara Jepang sebanyak 10 hingga 20 orang siang dan malam serta dibiarkan kelaparan. Diperkirakan 200 sampai 400 ribu perempuan Asia berusia 13 hingga 25 tahun menjadi korban.

SUNDARI

Topik Terhangat

Polwan Jelita
| Lurah Lenteng | Rupiah Loyo | Konvensi Demokrat | Suap SKK Migas

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

5 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

6 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya