Seragam Sekolah Batik Lokal di Gunung Kidul

Reporter

Kamis, 29 Agustus 2013 03:56 WIB

Sejumlah anak Sekolah Dasar (SD) dari Gugus Tegal Rejo Gunung Kidul membatik saat meramaikan pameran Jelajahi Dunia Astra di Taman Mini Indonesia (TMII), Jakarta, Jumat (4/5). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Yogyakarta--Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul mulai tahun ini meminta seluruh sekolah dari jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas menerapkan pemakaian seragam batik bagi para siswanya.

Kepala Dinas Pendidikan Gunung Kidul Sudodo kepada Tempo menyatakan kebijakan pemakaian seragam batik ini telah tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Gunungkidul nomor 176/KPTS/2013 yang terbit awal Agustus 2013 lalu. Dalam surat keputusan itu, seragam batik yang dianjurkan dipakai sekali sepekan itu merupakan batik Walang Jati Kencono produksi pengrajin batik Desa Tancep, Kecamatan Ngawen.

"Kebijakan seragam batik ini sifatnya himbauan, bukan wajib, jadi penerapannya tergantung manajemen sekolah," kata Sudodo Rabu (28/8).

Ia mengungkapkan kebijakan tersebut dilatarbelakangi meningkatkan gairah produktifitas pengrajin batik Gunung Kidul yang tak memiliki pasar pasti. Lain halnya dengan perajin dari kawasan Bantul atau Kota Yogyakarta.

Pemilihan desain batik Walang Jati Kencono, kata dia, berdasarkan perlombaan desain batik yang diselenggarakan pemerintah Gunung Kidul tahun lalu. Gunung Kidul sendiri memiliki tiga corak batik yang dikenal yakni Sekar Jagad Gunung Kidul, Walang Jati Kencono, dan Walang Sinanding Jati.

"Untuk seragam sekolah ini kebetulan yang menang Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, jadi produksi dipusatkan disana tahun pertama ini," kata dia. Soal produksi ini rencananya dilakukan bergilir dari sentra satu ke sentra lainnya setiap tahun.

Sedangkan untuk kalangan Pegawai Negeri Sipil sendiri akan menggunakan jenis Walang Sinanding Jati. Karena bersifat himbauan, dinas pendidikan meminta sejumlah sekolah menginventarisir kemampuan para wali murid. Diprediksi harga batik seragam berkisar Rp 70-80 ribu per unit. "Jika ada siswa miskin dan ada yang mampu, bisa menggunakan subsidi silang atau mekanisme sendiri di luar. Yang jelas tidak boleh ada pemaksaan pungutan seragam," kata dia.

Sementara Kepala Dewan Kesenian Kerajinan Daerah Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun mengatakan perajin batik di Yogyakarta terus menggeliat usai adanya pengakuan dari Unesco. Hal tersebut mendorong sejumlah perajin sadar atas kekayaan intelektualnya dan mendaftarkan karyanya sebagai Hak atas Kekayaan Intelektual. "DI Yogyakarta tahun ini sudah 40 perajin yang karyanya terdaftar dalam HKI," kata dia.

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta tahun 2012 jumlah perajin batik yang terdaftar dan berijin sekitar 200 unit usaha lebih.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

10 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

13 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

38 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

40 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

57 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya