TEMPO.CO, Jakarta--Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mengatakan belum bisa berkomentar soal putusan bebas terpidana korupsi Sudjiono Timan. Bambang belum membenarkan apakah lembaganya benar sedang membidik adanya dugaan suap di balik putusan tersebut. "Saya belum bisa berkomentar," kata dia melalui pesan pendek, Rabu, 28 Agustus 2013.
Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki menyatakan ada tiga dugaan pelanggaran dalam putusan Peninjauan Kembali kasus terpidana korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia Rp 2,2 triliun, Sudjiono Timan. Tiga dugaan ini diklaim sebagai dasar untuk memeriksa adanya pelanggaran dalam vonis bebas buronan rasuah BLBI tersebut.
"Satu, pelanggaran prosedur. Kedua, dugaan pelanggaran dalam substansi putusan itu. Ketiga, dugaan suap," kata Suparman saat ditemui di Gedung Komisi Yudisial, Rabu, 28 Agustus 2013.
Suparman memaparkan, KY menerima informasi mengenai kejanggalan pertimbangan-pertimbangan hukum putusan yang diketok pada 31 Juli lalu. Meski merupakan hak dan independensi hakim, KY mengklaim tetap bisa menelisik kemungkinan pelanggaran dibalik pertimbangan tersebut.
Khusus berkaitan dengan dugaan suap KY juga akan terlibat aktif untuk membuktikannya. Menurut Suparman, pada saat ini Badan Pengawasan Mahkamah Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi secara diam-diam juga sedang membidik dugaan tersebut. "Proses ini bagus, KY sendiri tidak ada target spesifik waktu selesainya."
Hingga saat ini, penyelidik KY masih dalam tahap pengumpulan informasi, dokumen, data, dan bukti. KY belum memanggil dan memeriksa saksi termasuk para pegawai dan hakim agung di MA. "Investigas ini sudah seminggu lalu berjalan. Kita sudah membentuk tim," kata Suparman.
Putusan PK ini membatalkan vonis Kasasi yang menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp 369 miliar. dalam putusan Kasasi, Sudjiono dinyatakan terbukti melakukan korupsi sehingga merugikan keuangan negara mencapai Rp 2,1 triliun.
PK ini sendiri dipimpin Hakim Agung Suhadi dengan hakim anggota Andi Samsan Nganro, Abdul Latief, Sri Murwahyuni, dan Sophian Martabaya. Permohonan PK diduga melanggar prosedur karena Sudjiono tidak hadir dan buron. PK justru diajukan istri Sudjiono yang mengklaim sebagai ahli waris dengan didampingi kuasa hukum Hasdiawati. Berkas PK ini diterima pada 17 April 2012 dan dikabulkan majelis hakim pada 31 Juli 2013.
MUHAMAD RIZKI | FRANSISCO ROSARIANS
Terhangat:
Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim
Berita populer:
Warga Penolak Lurah Susan Juga Akan Demo Jokowi
Jokowi Siap Jadi Mediator Keraton Solo, Tapi...
Demo Lurah Susan Digerakkan Dua Tokoh Ini
Loch Ness Tertangkap Kamera Fotografer Amatir
Berita terkait
Babak Baru Konflik KPK
1 jam lalu
Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.
Baca SelengkapnyaKPK Panggil Plh Kadishub Asep Koswara sebagai Saksi Kasus Suap Bandung Smart City
2 jam lalu
KPK telah menetapkan bekas Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan bekas Sekda Bandung Ema Sumarna sebagai tersangka kasus suap proyek Bandung Smart City.
Baca SelengkapnyaMantan Pimpinan KPK Menilai Nurul Ghufron Layak Diberhentikan, Dianggap Insubordinasi Melawan Dewas KPK
2 jam lalu
Mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto menganggap Nurul Ghufron tak penuhi syarat lagi sebagai pimpinan KPK. Insubordinasi melawan Dewas KPK.
Baca SelengkapnyaPraperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor di PN Jaksel Ditunda, KPK Tak Hadiri Sidang
3 jam lalu
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor mengajukan praperadilan ke PN Jakarta selatan. Dua kali mangkir dari pemeriksaan KPK.
Baca SelengkapnyaDua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini
6 jam lalu
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana praperadilan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, Senin, 6 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja
11 jam lalu
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan
2 hari lalu
Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah
Baca SelengkapnyaDugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti
2 hari lalu
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.
Baca SelengkapnyaAlexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan
2 hari lalu
Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.
Baca SelengkapnyaIM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik
2 hari lalu
Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.
Baca Selengkapnya