Debit Air Bengawan Solo Menyusut Tajam
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Senin, 26 Agustus 2013 15:09 WIB
TEMPO.CO, Bojonegoro - Debit air Bengawan Solo yang mengalir di Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan menyusut drastis. Penyebabnya, selain karena musim kemarau, air sungai terpanjang di Pulau Jawa ini juga disedot untuk mengairi sawah dan kebutuhan air minum.
Air sungai dengan lebar antara 120 hingga 150 meter ini sudah berkurang setengah. Dangkalnya permukaan air menyebabkan lumpur halus dan pasir mulai menyembul. Kendati mulai dangkal, tapi di beberapa titik sungai kedalaman air masih antara 5 hingga 12 meter. Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah kedhung.
Menyusutnya debit air juga terjadi di Bendungan Pacal, Kecamatan Temayang. Bendungan yang dibangun Belanda pada 1933 ini stok airnya tinggal sekitar 10,8 juta meter kubik dari kapasitas bendungan 30 juta meter kubik. Sisa air tersebut diperkirakan hanya cukup untuk dua bulan buat kebutuhan pengairan sawah-sawah di sekitarnya.
Menurut Kepala Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Muchtarom, kondisi air Bengawan Solo dan Waduk Pacal sudah menurun drastis. Sisa air di waduk yang hanya 10,8 juta meter kubik, kata Muchtarom, kategori rawan dan sudah di ambang kering. "Jadi perlu menghemat air," kata dia kepada Tempo, Senin, 26 Agustus 2013.
Muchtarom masih menunggu data beberapa desa dan kecamatan yang mulai dilanda kekeringan. Dari 28 kecamatan dan 430 desa/kelurahan, sebagian di antaranya telah melapor mengalami kekeringan. Wilayah yang mengering itu berada di Bojonegoro bagian selatan, yang lokasinya jauh dari aliran Bengawan Solo.
SUJATMIKO
Topik terhangat:
Konser Metallica | Suap SKK Migas | Sisca Yofie | Rusuh Mesir | Konvensi Partai Demokrat
Berita terpopuler:
Metallica Hanya Minta 7 Pertanyaan
Undang Metallica, Setiawan Djodi Dimarahi Pak Harto
Metallica Cuci Muka di Hotel Bidakara
Jokowi Datang, Penonton Metallica Heboh
Nonton Metallica, Jokowi Dikawal Provos