AJI Palembang Kritik Pemberitaan Tes Keperawanan  

Reporter

Editor

Yuliawati

Jumat, 23 Agustus 2013 14:48 WIB

Ilustrasi (Unay/Sunardi)

TEMPO.CO, Palembang - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palembang menilai pemberitaan soal uji keperawanan di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, sudah tak objektif. Darwin Syarkowi, Ketua AJI kota Palembang, mengatakan media sudah terlalu jauh masuk ranah pribadi. Selain itu, media dianggap hanya mengejar rating dan keuntungan bisnis semata. Padahal kabar tersebut belum tentu memiliki nilai kebenaran sesuai kaidah jurnalistik.

"Tidak lagi objektif, saya menilai tulisan ini sudah tidak memperhatikan kaidah jurnalistik lagi," kata Darwin, Jumat, 23 Agustus 2013. Menurut dia, wajar jika banyak kalangan meragukan kebenaran dari pemberitaan itu. (baca di sini: Jawaban Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih soal Tes Keperawanan)

Dalam penelusuran Darwin, berita uji keperawanan tersebut muncul dalam konteks obrolan antarwarga dan siswa. Sebab, secara umum mereka sudah mengkhawatirkan cara pergaulan anak muda sekarang ini. "Saya melihat sebenarnya berita ini terkait dengan keresahan orang tua, murid, dan pejabat akan kenakalan remaja. Jadi tidak layak untuk diberitakan."

Akhir pekan lalu, media masa cetak dan online terbitan Palembang dan Prabumulih memberitakan wacana uji keperawanan bagi kalangan siswi tingkat SMA. Konon, wacana tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Nasional Prabumulih H.M. Rasyid. Mengutip salah satu media online, Rasyid menjelaskan tindakan itu dilakukan untuk menindaklanjuti banyaknya para siswi yang berbuat mesum dan beberapa di antaranya terlibat prostitusi. "Tes perawan terhadap para siswi akan kita wacanakan dan masukkan ke dalam pengajuan APBD 2014," kata Rasyid.

Belakangan berita tersebut dibantah oleh Rasyid. Dalam rilis yang dibuatnya, Rasyid menjelaskan wacana tes keperawanan ini bukanlah untuk semua siswi atau calon siswi SMA sederajat di Kota Prabumulih. Namun, wacana itu hanya dalam rangka menanggapi rencana dari salah satu orang tua siswi SMA di kota Prabumulih, yang beberapa waktu lalu pernah terjaring human trafficking untuk melakukan tes keperawanan bagi anaknya. "Jadi, kami tidak pernah mewacanakan akan melakukan tes, apalagi mengajukan anggaran APBD 2014 untuk tes keperawanan," kata Rasyid.

PARLIZA HENDRAWAN


Berita Terpopuler
Lulung: Saya The Godfather

Punya Mertua Kaya, Jenderal Moeldoko: Alhamdulilah

Ini Daftar Lengkap Kekayaan Jenderal Moeldoko

Guruh Soekarno Kecewa Ario Bayu Perankan Soekarno




Berita terkait

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.

Baca Selengkapnya

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.

Baca Selengkapnya

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."

Baca Selengkapnya

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.

Baca Selengkapnya

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?

Baca Selengkapnya

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.

Baca Selengkapnya

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.

Baca Selengkapnya