Syiah, Ahmadiyah, dan NU Hidup Damai di Wonosobo

Reporter

Rabu, 21 Agustus 2013 17:24 WIB

Bupati Wonosobo Kholiq Arif (kiri) di Wonosobo, Jawa Tengah. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Belasan anggota jemaah Ahmadiyah berkumpul di Masjid Baitul Islam, 29 Juli lalu, ketika azan asar berkumandang. Masjid berkusen jendela warna hijau dan berukuran 6 x 10 meter itu berada di gigir Gunung Pakuwojo, Wonosobo, Jawa Tengah.

Para anggota jemaah adalah penduduk Dusun Wonosari, Desa Wonokampir, Kecamatan Watumalang, Wonosobo. Rumah mereka bergerombol di lereng gunung pada ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut. Sebanyak 30 keluarga penganut Ahmadiyah berdampingan dengan 47 keluarga lain.

Hanya 100 meter dari Masjid Baitul Islam, berdiri Masjid Baitul Huda milik warga Nahdlatul Ulama. Takmir Masjid Baitul Huda, Martoyo, mengatakan mereka hidup damai berdampingan dengan warga Ahmadiyah. Sebuah pemandangan yang semakin langka dijumpai di Tanah Air. (Baca: Bupati Kholiq, Perekat Syiah, Ahmadiyah, Minoritas)

Banyak kegiatan yang mereka kerjakan bersama, misalnya kerja bakti, dan tahlilan saat ada warga yang meninggal. Sebagai tokoh NU, Martoyo kerap berbagi peran dengan tokoh Ahmadiyah kampung Wonosari, Suyarno. Dalam acara perkawinan, Martoyo biasanya menjadi tukang seserahan, dan yang menerima seserahan adalah Suyarno, atau sebaliknya.

Sejumlah mubalig Ahmadiyah bahkan ikut menyusun kurikulum untuk pengajaran di Kabupaten Wonosobo. Dalam pertemuan tahunan, Ahmadiyah juga mengundang Ketua NU dan Ketua Ansor Wonosobo.

Ahmadiyah di Wonosobo sudah ada jejaknya pada 1924. Tokoh yang pertama kali menyebarkan ajaran ini adalah Sabitun. Dia merupakan mubalig pertama di Tanjungsari.

Syiah juga berkembang di Wonosobo. Jumlah penganutnya memang tidak sebanyak Ahmadiyah. Di sana ada sekitar 250 orang penganut Syiah, tersebar di Kecamatan Wonosobo, Garung, dan Kretek. Penasihat Pengurus Syiah Jawa Tengah, Mohammad Arman Djauhari, 62 tahun, adalah penganut Syiah pertama di Wonosobo.

Di lereng Gunung Sindoro, pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, bersembunyi Dusun Binangun, Desa Mudal, Kecamatan Mojo Tengah. Di kampung sejuk ini tinggal penganut penanggalan Aboge (Alif Rebo Wage) Wonosobo.

Di sana ada 70 orang dari 628 penduduk yang menjadi penganut aliran kepercayaan itu. Hampir semua penganut penanggalan Aboge berhimpun pada penghayat kepercayaan Tunggul Sabdo Jati. Ini semacam perkumpulan penganut Kejawen.

Aboge Wonosobo punya tetua bernama Sarno Kusnandar. Pria 60 tahun ini mewarisi kepercayaan Aboge secara turun-temurun dari nenek moyangnya. “Saya tidak tahu kapan Aboge mulai ada di sini. Yang jelas, saya sejak lahir sudah menganut Aboge,” kata dia.

Penganut penanggalan Aboge hidup rukun dengan warga NU di kampung itu. Rumah Sarno persis di samping Masjid Al-Huda. Tadarus dan suara azan dari pengeras suara tidak mengganggu Sarno, yang merupakan Kepala Dusun Binangun. (Baca: Inilah Lima Tokoh yang Merekatkan Indonesia dan Begini Cara Lima Tokoh Perekat Republik Dipilih)

SHINTA MAHARANI | SUNUDYANTORO

Berita Lainnya:
Subki Sasaki Tak Takut Bela Ahmadiyah
Subki Sasaki, Tuan Guru Oasis Minoritas
Begini Lian Gogali Meredam Konflik Agama di Poso
Begini Cara Lima Tokoh Perekat Republik Dipilih
Lian Gogali, Perempuan di Garis Depan Poso
Inilah Lima Tokoh yang Merekatkan Indonesia

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

32 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

48 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya