Lian Gogali, Kruk Tak Jadi Penghalang Impian

Reporter

Editor

Pruwanto

Rabu, 21 Agustus 2013 06:33 WIB

Pendiri sekolah perempuan untuk ibu-ibu korban konflik di Poso, Lian Gogali saat diskusi bersama ibu-ibu di pantai Imbo, Madale, Poso Utara, Sulawesi tengah, (24/7). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO , Jakarta:Lian Gogali, 35 tahun, berdiskusi dengan belasan perempuan murid Sekolah Mosintuwu, yang didirikannya pada 2009. Sebagian murid berkerudung, lainnya hanya berkaus. Sebagian muslim, lainnya nasrani. Berkali-kali tawa mereka memecah keheningan pantai yang menjadi tempat sopir angkot bernama Imbo tewas tertembak pada 2004, itu. Di hamparan pasir putih Pantai Imbo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Perempuan yang kaki kanannya pincang akibat kecelakaan itu membicarakan soal rencana mengembangkan tanaman cokelat. Mimpinya adalah, Kabupaten Poso bisa memproduksi cokelat sendiri. “Kita punya kebun cokelat luas dari Poso Kota hingga Pamona,” katanya. Gagasan Lian disambut dengan antusias oleh para ibu. Mereka pun bertanya dari mana mendapatkan modal dan cara mengolah cokelat.

Itulah di antara kegiatan Sekolah Perempuan Mosintuwu, yang dirintis Lian. Mosintuwu dalam bahasa Pamona, nama kecamatan di Poso, berarti kebersamaan. Kepincangan tak menghalanginya mewujudkan impian memulihkan kembali hubungan Muslim-Kristen yang retak di Poso.

Betis kanan Lian Gogali masih dipenuhi luka yang mengering. Guratan bekas pisau operasi melintang dari tumit hingga lutut, efek dari tragedi April empat tahun lalu. Waktu itu, sepeda motor yang dia kendarai diseruduk mobil dari arah belakang.

Sang sopir bukannya berhenti menolong, melainkan memilih kabur. Kakinya nyaris putus akibat tabrak lari itu di kawasan Pamona, Poso. “Seharusnya kaki saya diamputasi. Cuma Tuhan dan saya yang tidak mau amputasi,” kata Lian disertai tawa.

Berkali-kali operasi Lian jalani untuk memulihkan kakinya. Selama tiga tahun ia terpaksa menggunakan dua kruk. Setahun terakhir, Lian mulai bisa berjalan dengan satu penyangga. Terkadang dia melepas tongkat, yang membuatnya berjalan dengan tertatih. Walau didera kekurangan, Lian tak menyerah menggerakkan roda Sekolah Perempuan Mosintuwu.

Perjuangannya berbuah manis. Keuletan Lian mendapat pengakuan dari Yayasan Coexist asal Amerika Serikat. Dia mendapat penghargaan untuk pengembangan dialog serta perdamaian antaragama dan keyakinan. Juga, pengakuan dari para tokoh Muslim di Poso.

STEFANUS TEGUH EDI PRAMONO

Berita terkait

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

32 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

48 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.

Baca Selengkapnya