Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini berbicara dengan Menteri ESDM Jero Wacik sebelum rapat kerja terbatas dengan Presiden SBY di Jakarta, pada 7 Mei 2013. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung mengatakan penangkapan Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini bisa mencoreng wajah akademisi yang masuk birokrasi. Apalagi Rudi merupakan guru besar Institut Teknologi Bandung dan ahli perminyakan.
"Ini bisa mencoreng wajah akademisi," kata Pramono di kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 14 Agustus 2013, ketika dimintai tanggapan soal penangkapan Rudi. Pramono mengatakan, Rudi memiliki latar belakang dosen, bahkan salah satu yang terbaik di ITB, dan profesor yang sangat muda. "Dia direkrut dari kampus ITB," kata Pramono, yang juga lulusan ITB. (Baca: Rudi Rubiandini, dari Kampus, Golf, ke Tahanan KPK)
Koleganya di ITB, kata dia, mengaku terkejut dengan penangkapan Rudi. Menurut rekan-rekannya, Rudi merupakan sosok yang baik dan sederhana. Beberapa kawannya heran mengapa Rudi bisa masuk ke lingkaran di bidang minyak.
Melihat latar belakang itu, dia curiga Rudi menerima suap karena tergoda untuk memanfaatkan jabatannya. Dengan kewenangan yang SKK Migas miliki, Pramono menilai pengawasan kepada lembaga itu tak cukup dilakukan oleh DPR. "Harus ada lembaga kontrol di internal SKK Migas," kata dia.