TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelejen Nasional Marciano Norman menyatakan, pelaku penembakan polisi adalah kelompok teroris yang sama dengan pencuri 250 dinamit awal Juli lalu. Ia menyatakan, kasus tersebut akan terungkap oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Detasemen Khusus Anti Teror 88.
"Sangat kuat indikasinya dari kelompok yang sama, mereka berhubungan satu sama lain," kata Marciano saat ditemui di Istana Negara, Kamis, 8 Agustus 2013.
Meski demikian, menurut dia, belum dibutuhkan untuk meningkatkan status keamanan nasional. Aparat keamanan dinilai masih dapat menangani kasus yang terjadi dan meningkatkan kewaspadaan.
Marciano menyatakan, penembakan terhadap polisi terjadi pada saat keadaan lengah. Penembakan dilakukan dari sisi belakang saat polisi sedang mengendarai sepeda motor. "Ini adalah peringatan pada seluruh aparat keamanan yaitu TNI, Polri atau sipir lapas," kata dia.
Ia juga memaparkan, penyerangan yang dilakukan para anggota teroris ini adalah upaya untuk menunjukan eksistensi dan teror. BIN menilai penembakan polisi, bom vihara, dan penembakan petugas sipir adalah bentuk menunjukan kelompok teror masih ada dan mengancam. "Tidak perlu takut yang berlebihan sepanjang kesiapan itu optimal," kata Marciano.
Dua anggota polisi ditembak kelompok misterius yaitu Ajun Inspektur Satu Dwiyatna di Jalan Otista Raya Ciputat kemarin, dan Ajun Inspektur Dua Patah Satiyono di Jalan Cirendeu Jakarta Selatan pada 27 Juli lalu.
Teror juga terjadi pada 4 Agustus 2013 melalui bom di Vihara Ekayana yang melukai tiga orang jemaat. Penembakan kembali terjadi pada anggota sipir Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Agus Susteyo pada 7 Agustus 2013.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita terkait
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini
8 Agustus 2015
Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.
Baca SelengkapnyaTNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda
9 Mei 2015
Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.
Baca SelengkapnyaDiduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang
8 Mei 2015
Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.
Baca SelengkapnyaKronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei
8 Mei 2015
Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.
Baca SelengkapnyaUpaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei
8 Mei 2015
Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih
8 Mei 2015
Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan
8 Mei 2015
Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.
Baca SelengkapnyaBiro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei
8 Mei 2015
Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.
Baca SelengkapnyaHamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum
7 Mei 2015
ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.
Baca SelengkapnyaWNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur
7 Mei 2015
Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.
Baca Selengkapnya