TEMPO.CO, Kupang - Ratusan imigran gelap asal Timur Tengah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dibiarkan bebas berkeliaran ke seluruh pelosok kota itu, termasuk lokasi perbelanjaan.
Para imigran bebas berkeliaran itu adalah imigran gelap yang ditampung yang bekas kantor Imigrasi Kupang, Jalan SK Lerik, Kelurahan Kota Baru, Kota Kupang. Di bekas kantor itu, tidak ada tampak penjagaaan dari aparat keamanan maupun petugas imigrasi.
Para imigran itu ditempatkan di lokasi itu karena Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang telah over kapasitas. Jumlah imigran gelap di rudenim sudah mencapai 100 orang lebih, padahal kapasitas hanya 90 orang.
"Rudenim sudah over kapasitas sehingga mereka ditampung di bekas kantor imigrasi itu. Mau ditampung dimana lagi," kata Kepala Imigrasi Kupang, Silvester Sililaba, kepada Tempo di Kupang, Senin, 22 Juli 2013.
Pantauan Tempo, para imigran itu ditemukan di sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Kupang dan pasar-pasar tradisional. "Mau bagaimana lagi. Mereka bukan tahanan," katanya.
Dia mengaku tidak takut jika para imigran itu berupaya kabur untuk meneruskan perjalanannya untuk mencari suaka ke Australia. "Tujuan mereka bukan ke NTT, tapi Australia. Jika ingin kabur, silakan saja. Mereka kan bebas," katanya.
Para imigran tersebut adalah imigran yang ditangkap di Rote Ndao dan Dabu Raijua. Mereka diamankan karena perahu yang mereka tumpangi menuju Australia dihantam gelombang.
YOHANES SEO
Berita terkait
Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka
18 Desember 2023
Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.
Baca SelengkapnyaPeringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki
26 Oktober 2023
Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.
Baca SelengkapnyaJumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat
17 Agustus 2023
Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat
Baca SelengkapnyaPM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap
23 Juli 2023
Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaMalaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar
1 April 2023
Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.
Baca SelengkapnyaUsir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme
6 Maret 2023
Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.
Baca SelengkapnyaPM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah
14 Desember 2022
Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.
Baca Selengkapnya46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat
28 Juni 2022
Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api
Baca Selengkapnya46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong
28 Juni 2022
Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.
Baca Selengkapnya50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor
28 Januari 2022
Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.
Baca Selengkapnya