Konvensi 8 Bulan, Alat Demokrat Dongkrak Suara

Reporter

Kamis, 11 Juli 2013 20:40 WIB

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jakarta- Konvensi yang digelar Partai Demokrat untuk memilih calon presiden digelar berlangsung selama delapan bulan. Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wawan Ichwanuddin proses konvensi yang panjang bisa meningkatkan kembali elektabilitas Demokrat. Keterpilihan partai ini anjlok sejak diterpai kasus korupsi yang melibat kader-kader partai pemenang Pemilu 2009 itu. “Pemberitaan tentang konvensi yang konstan dan terus menerus bisa mendongkrak kembali pamor Demokrat,” kata Wawan saat dihubungi, Rabu 10 Juli 2013.


Konvensi mulai September mendatang sampai April 2014, yang digelar dalam dua tahap. Tahap pertama, September-Desember 2013, hanya sosialisasi dan kampanye para capres. Tahap kedua digelar pada Januari-April 2014. Seluruh kegiatan konvensi dilakukan pada tahap ini, termasuk debat antarkandidat.


Menurut Wawan, pemberitaan ihwal konvensi akan mengingatkan kembali publik kepada Demokrat. Pemberitaan konvensi ini, kata dia, merupakan strategi yang disadari oleh Demokrat untuk mendongkrak popularitas. “Ini akan mendorong ingatan masyarakat,” katanya. (Baca: Tujuh Ketentuan Pokok Konvensi Demokrat)


Demokrat memang sedang berupaya keluar dari keterpurukan. Partai ini menargetkan suara 15 persen, lebih rendah dibanding Pemilu 2009 yang mencapai 20 persen. Hasil survei LIPI pada Mei lalu menunjukkan elektabilitas Demokrat hanya 11,1 persen. Partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono ini ada di bawah PDI Perjuangan (14,9 persen) dan Golkar (14,5 persen). Kedekatan Demokrat dengan pemilih ada di angka 4,8 persen, tak sampai separuh dari perolehan PDI Perjuangan (10,2 persen).


Direktur Riset dari Charta Politica, Yunarto Wijaya, juga menilai tujuan konvensi memang untuk mendongkrak suara Demokrat di pemilihan legislatif. “Sangat jelas konvensi ini hanya magnet elektoral baru bagi Demokrat untuk menggantikan magnet elektoral yang selama ini terpusat pada SBY,” katanya. Menghadapi pemilu 2014, kata dia, Demokrat praktis tak memiliki figur yang kuat.


Advertising
Advertising

Cara mendongkrak suarai tampak pada keharusan yang harus dilakukan peserta konvensi. Peserta konvensi, menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto, harus berkampanye ke seluruh daerah di Indonesia agar dipilih. “Peserta yang paling populer di mata pemilih, dialah yang kami pertimbangkan untuk maju jadi calon presiden dari Demokrat,” katanya.


Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, yang digadang-gadang ikut konvensi, tak mempermasalahkan konvensi dipakai mendongkrak popularitas dan elektabilitas Demokrat. “Itu wajar saja dan bukan dosa," kata Mahfud. "Partai memang harus kreatif seperti itu."

ANANDA BADUDU | IRA GUSLINA SUFA |PRAGA UTAMA | PRIHANDOKO



Topik Terhangat:
Karya Penemu Muda
| Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Tarif Progresif KRL | Bencana Aceh

Terpopuler:

5 Manfaat Berciuman bagi Kesehatan

Korupsi Simulator, KPK Periksa Lagi Jenderal Nanan

Demi Kebersihan, Kini Ada Urinoir dengan Wastafel



Berita terkait

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

3 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

8 hari lalu

Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY

Demokrat menyatakan ide pembentukan presidential club sebetulnya sudah tercetus sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

8 Januari 2022

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

SBY ikut menyaksikan kemennagan Bogor LavAni atas Kudus Sukun Badak dalam laga Proliga 2022 di Sentul, Sabtu, 8 Januari.

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

6 Januari 2022

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

Bogor LavAni, yang didirikan SBY, bakal melakukan debut dalam kompetisi bola voli paling bergengsi PLN Mobile Proliga 2022.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

2 November 2021

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

Kanker prostat menyasar pria dewasa sampai berusia lanjut. Apa saja gejala kanker prostat?

Baca Selengkapnya