Ini Pengakuan Penulis Buku SD 'Porno' Anak Gembala  

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 11 Juli 2013 17:38 WIB

Seorang petugas menunjukkan Buku pelajaran sekolah dasar bermuatan materi porno yang beredar di Kota Bogor (10/7). Tempo/Sidik Permana

TEMPO.CO, Jakarta - Dedy Tri Riyadi, penulis cerpen "Anak Gembala dan Induk Serigala" mengaku karyanya dicatut dalam buku pelajaran sekolah dasar tanpa sepengetahuannya. "Cerpen itu harus dicabut dari situ," kata Dedy saat dihubungi Tempo, Kamis 11 Juli 2013.

Dedy mengaku penerbit ataupun penulis buku pelajaran SD tersebut menghubungi dirinya untuk meminta izin memuat karya cerpennya. Dedy juga mengaku tak mengenal para penulis buku SD tersebut.

Ia mengetahui cerpennya menjadi perbincangan ketika membaca linimasa di Twitter, beberapa hari lalu. Ramai kicauan mengenai buku SD yang mengandung muatan porno. Penasaran, Dedy membuka link di Twitter tersebut. Setelah membacanya, Dedy justru terkejut. Saking terkejutnya bahkan ia memeriksa blog-nya untuk memastikan bahwa cerpennyalah yang dikutip buku SD tersebut. "Saya kaget ternyata cerpen saya yang diperbincangkan," Dedy berujar.

Dedy menegaskan bahwa cerpen "Anak Gembala dan Induk Serigala" yang ia unggah di blog pribadinya, http://www.kumcer-dedy.blogspot.com/2007_09_01_archive.html, bukanlah cerita pornografi. Tapi mengenai kisah seorang perempuan korban perkosaan, yang kemudian hamil dan berjuang menghidupi anaknya. Ia menolak juga disebut menggunakan kata-kata vulgar dan porno dalam cerpen tersebut. "Pemerkosaan dan pelacuran itu hal yang faktual terjadi," ujarnya.

Hal yang menjadi masalah adalah cerpen tersebut dimuat dalam buku pelajaran SD. "Harusnya editor dan penyusun buku itu bisa melihat cerita ini tidak sesuai untuk anak kelas 6 SD," kata Dedy.

Dedy menambahkan, seandainya penulis dan penerbit buku SD tersebut meminta izin dirinya, ia bisa menyodorkan karya yang lebih sesuai. Cerpen "Anak Gembala dan Induk Serigala" ini ditulis Dedy pada Agustus 2007. Kemudian ia unggah di blog pribadinya pada September 2007. Cerpen tersebut mengisahkan seorang ibu yang berjuang menghidupi anaknya. Dalam kisahnya, Dedy ingin menggambarkan naluri keibuan seorang perempuan yang akan berbuat apa saja agar anaknya hidup.

Usai kejadian ini, Dedy mengaku dirugikan karena karyanya disebut pornografi dan vulgar. Toh, Dedy tak kapok menulis. Ia pun tak trauma. Dedy hanya mengantisipasi dengan lebih berhati-hati mengunggah karyanya. "Pembajakan dan pelanggaran hak cipta semacam ini kerap terjadi," ujarnya. Untungnya, keluarga dan koleganya mendukung dan mempercayainya setelah kejadian pencurian karyanya di buku SD tersebut.

Hingga saat ini, Dedy belum dihubungi penulis dan penerbit buku SD itu. Dedy pun tak berniat menempuh jalur hukum untuk menuntut hak cipta atau pencurian karya. Ia berharap kasus ini bisa ditempuh dengan jalan damai.

Cerita "Anak Gembala dan Induk Serigala" dimuat di buku pendamping pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas 6 SD/MI dengan judul "Aku Senang Bahasa Indonesia". Buku pelajaran SD yang memuat karya Dedy tersebut beredar di Bogor. Cerita yang seharusnya dikonsumsi dewasa itu tercantum dalam halaman 57-60. Buku yang diterbitkan CV Graphia Buana ini beredar sejak Maret 2013. Sejumlah orangtua murid melaporkan kasus ini ke Dinas Pendidikan Kota Bogor, pada Rabu 10 Juli 2013 kemarin.

NIEKE INDRIETTA

Topik terhangat:
Ramadan
| Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Tarif Progresif KRL | Bencana Aceh

Berita lain:

Muatan Porno di Buku SD, Sanksi ke Penerbit Lemah

Pelajaran 'Porno' Anak Gembala dan Induk Srigala

Sejarawan: Kisah Bang Maman Bunuh Karakter Betawi
Orang Tua Cemas Efek Istilah ‘Istri Simpanan’ di Kisah Bang Maman

Berita terkait

Aktivis dan 'Geng Motor' Banten Bikin Gerakan Motor Literasi  

13 Mei 2017

Aktivis dan 'Geng Motor' Banten Bikin Gerakan Motor Literasi  

Aktivis literasi dan komunitas motor Banten bikin gerakan
Motor Literasi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Upayakan Pengiriman Buku ke Perbatasan Gratis  

2 Mei 2017

Jokowi Upayakan Pengiriman Buku ke Perbatasan Gratis  

Mengatasi persoalan yang dihadapi pengiat literasi di
pedalaman, Jokowi akan menggratiskan ongkos pengiriman buku
ke daerah perbatasan.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Terima 8 Juta Buku Bacaan dari Amerika Serikat  

24 Mei 2016

Kemendikbud Terima 8 Juta Buku Bacaan dari Amerika Serikat  

USAID Indonesia yang diwakili Wakil Duta Besar Amerika Serikat Brian McFeeters memberikan 600 ribu buku untuk tujuh kabupaten/kota di Provinsi Banten.

Baca Selengkapnya

Alasan Ahok Mengapa Harus Murka di Jakarta Book Fair  

27 Juli 2015

Alasan Ahok Mengapa Harus Murka di Jakarta Book Fair  

Ahok meluapkan kekecewaannya lantaran mendapati harga perlengkapan sekolah yang dijual di pameran itu ternyata lebih mahal dibanding harga pasar.

Baca Selengkapnya

Gowa Bakal Hapus Mata Pelajaran Baca, Tulis, dan Hitung di SD

18 Juni 2015

Gowa Bakal Hapus Mata Pelajaran Baca, Tulis, dan Hitung di SD

Menurut Ichsan, metode bermain sambil belajar dapat membuka komputer atau kerangka otak anak.

Baca Selengkapnya

Ini Syarat Jalur Prestasi Penerimaan Siswa di Bandung

5 Juni 2015

Ini Syarat Jalur Prestasi Penerimaan Siswa di Bandung

Peserta Olimpiade Sains Nasional dan Internasional lewat jalur prestasi.

Baca Selengkapnya

Buku Pelecehan Sahabat Nabi, Menteri Agama: Polisi Harus Usut

30 Maret 2015

Buku Pelecehan Sahabat Nabi, Menteri Agama: Polisi Harus Usut

Buku itu dikecam lantaran memuat silsilah keluarga salah satu Khulafaur Rasyidin, Umar bin Khattab, dengan gambar babi.

Baca Selengkapnya

Buku Pelajaran Agama Rawan Disusupi Paham ISIS

23 Maret 2015

Buku Pelajaran Agama Rawan Disusupi Paham ISIS

"Ajaran bunuh-membunuh telah dipraktekkan oleh ISIS. Mengajarkan buku itu secara tidak langsung menjadikan anak didik kader ISIS," kata Aan Anshori.

Baca Selengkapnya

Gus Sholah: Buku Pelajaran Radikal Harus Ditarik  

22 Maret 2015

Gus Sholah: Buku Pelajaran Radikal Harus Ditarik  

"Apa pun alasannya, membunuh orang lain itu enggak benar," kata Gus Solah menyikapi buku pelajaran berisi paham radikal.

Baca Selengkapnya

Dinas Pendidikan Tarik Buku yang Ajarkan Membunuh Kafir

22 Maret 2015

Dinas Pendidikan Tarik Buku yang Ajarkan Membunuh Kafir

Muntholip mengatakan buku terbitan Kemendikbud tersebut otomatis jadi acuan nasional dan tidak hanya beredar di Jombang.

Baca Selengkapnya