Mimpi Pengungsi Rohingya di Pelataran LBH

Reporter

Kamis, 11 Juli 2013 05:46 WIB

18 belas pengungsi rohingya yang sebagian besar anak-anak dan wanita ini mengungsi di Gedung LBH Jakarta, (09/07). Mereka mengharapkan dan meminta bantuan LBH Jakarta untuk mencari suaka ke Australia. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta--Dengan logat Melayu, Muhammad Hanif (38), salah seorang dari pengungsi etnis muslim Rohingya Myanmar datang di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia bersama rombongannya. Saat itu adalah Jumat, 5 Juli 2013 malam hari. Dengan total berjumlah 18 orang, mereka lalu tidur berhimpitan di atas sebuah karpet yang cukup tebal.

Saat ditemui Tempo pada Rabu, 10 Juli 2013 di YLBHI, nampak wajah penuh harapan mereka. "Kami hanya ingin menyeberang ke Australia agar anak-anak kami bisa baca-tulis," kata seorang pengungsi lainnya Muhammad Qosim (28). Di sela-sela kami berbincang, terdengar tangisan kecil balita yang ternyata anak Qosim. Nur Saiba namanya. "Ia lahir empat bulan lalu di tempat persembunyian, sebuah kebun sawit di Medan," katanya mengenang. Yang menjadi bidannya adalah mertuanya sendiri yang tak pernah mencicipi pendidikan formal.

Enam bulan silam, mereka berencana melarikan diri dari Malaysia ke Negara Kangguru. Mereka sudah bolak-balik ke kantor PBB di Malaysia untuk mengurus perizinan pindah. Namun usaha mereka tak berbalas. Padahal beberapa rekan mereka sudah ada di Australia baik sembunyi-sembunyi atau resmi. "Kami nekat berangkat sendiri," kata Hanif. Dimulailah petualangan mereka hingga akhirnya bisa "terdampar" di Jakarta.

Awalnya mereka berhasil menyeberang hingga ke Medan. Sesampai di sana, mereka berjumpa dengan seseorang yang mengaku bisa membantu Hanif dan rombongannya agar sampai ke Malaysia. "Dulu saya juga pernah membantu orang Rohingnya seperti kalian. Saya tahu caranya," kata Hanif menirukan orang yang hingga kini tidak dikenalnya. Ia pun menerima tawaran tersebut dan ditempatkan di sebuah rumah tua di kebun sawit.

Selama dua bulan itu, mereka diharuskan untuk membayar 5 ribu Ringgit Malaysia per-kepala. Saat mereka tanya kapan akan diberangkatkan, orang asing tersebut bilang secepatnya. Hingga akhirnya mereka diberangkatkan dengan bus selama tiga hari-tiga malam ke Bogor.

Setelah istrahat di sebuah perkampungan di Bogor lagi-lagi Hanif bertanya kapan akan diberangkatkan ke Australia. Yang ada justru bentakan dari tuan rumah. Hingga akhirnya mereka diantar ke Wisma Alam di sekitar Bandara Soekarno-Hatta. "Di sana kami ditempatkan dalam bilik kecil," kata Hanif. Ia juga mengatakan bahwa banyak orang yang tinggal bersama dengan rombongan mereka. Mereka dikunci dari luar.

Di situlah mereka diperlakukan dengan kasar. "Mereka merampas uang dan barang berharga bahkan menggeledah isi tas kami," ucap Hanif. Tak jarang mereka mendapat bogem mentah dari orang yang mengaku sebagai pemberi jasa penyeberangan. Hingga akhirnya mereka kabur dan berhasil ke kantor PBB Indonesia yang terletak di Kebun Sirih pada 4 Juni 2013.

Sampai di sana mereka juga ditolak PBB. "Status kewarganegaraan kami masih dipertanyakan," tukas Hanif. Sejak saat itu, ia pun berpindah dari satu masjid ke masjid lainnya hanya untuk berteduh dan mengharap belas kasih warga sekitar untuk memberi mereka makan. Namun, mereka sadar bahwa tak bisa terus-menerus hidup di Masjid. "Apalagi kami membawa balita dan perempuan."

Hingga akhirnya, ada seorang yang mengatakan agar menginap di kantor YLBHI saja. "Kami pun memakai uang sedekah yang diberikan warga untuk YLBHI dengan naik bajaj."

MUHAMMAD MUHYIDDIN

Topik Terhangat:

Ramadan
| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh


Baca juga:

Pemain Muslim Mengubah Liga Inggris

Menang 79-0, Klub di Nigeria Dibekukan

Ahok Lawan Preman di SMPN 289

Kronologi Pemerkosaan Wartawati

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

YLBHI: Polda Metro Jaya Tidak Optimal Proses Kasus Novel Baswedan

24 Desember 2018

YLBHI: Polda Metro Jaya Tidak Optimal Proses Kasus Novel Baswedan

Menurut YLBHI, penyelidik Polda Metro Jaya minim memeriksa orang tak dikenal yang berada di sekitar lokasi penyerangan Novel Baswedan.

Baca Selengkapnya

YLBHI Minta Kejaksaan Hapus Aplikasi Pengawas Aliran Kepercayaan

27 November 2018

YLBHI Minta Kejaksaan Hapus Aplikasi Pengawas Aliran Kepercayaan

YLBHI mendesak Kejaksaan Tinggi Jakarta menghapus aplikasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat yang dinamai dengan Smart Pakem.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disambut Seruan Stop Reklamasi di Kantor YLBHI

15 Mei 2018

Anies Baswedan Disambut Seruan Stop Reklamasi di Kantor YLBHI

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disambut seruan "Tolak reklamasi" saat mengunjungi kantor YLBHI, Senin malam.

Baca Selengkapnya

Kunjungi YLBHI, Anies Baswedan Janjikan Perda Bantuan Hukum

15 Mei 2018

Kunjungi YLBHI, Anies Baswedan Janjikan Perda Bantuan Hukum

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjanji kepada YLBHI akan meneruskan pembahasan rancangan peraturan daerah tentang bantuan hukum

Baca Selengkapnya

Tak Ada Terjemahan Resmi KUHP, Penegakkan Hukum Jadi Berbeda

11 Maret 2018

Tak Ada Terjemahan Resmi KUHP, Penegakkan Hukum Jadi Berbeda

Presiden Jokowi diminta segera menetapkan terjemahan resmi KUHP.

Baca Selengkapnya

YLBHI Somasi Jokowi soal Terjemahan Resmi KUHP

11 Maret 2018

YLBHI Somasi Jokowi soal Terjemahan Resmi KUHP

YLBHI memberi waktu 7x24 jam bagi Jokowi untuk mengundangkan terjemahan resmi Wetboek van Strafrecht.

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Kangen Piano

29 Januari 2018

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Kangen Piano

Sebagai ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia ia amat sibuk. Ia menjabat sebagai Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia sampai 2021.

Baca Selengkapnya

YLBHI Kecam Pengosongan Paksa Lokasi Bandara Kulonprogo

5 Desember 2017

YLBHI Kecam Pengosongan Paksa Lokasi Bandara Kulonprogo

YLBHI mengecam keras pengosongan paksa lokasi bandara yang dilakukan oleh PT AP 1 dengan cara memobilisasi aparat negara dan menggunakan alat berat.

Baca Selengkapnya