Presiden Larang Menteri Keluarkan Kebijakan Strategis Hingga 20 Oktober
Reporter
Editor
Senin, 18 Oktober 2004 22:00 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden Megawati Soekarnoputri menginstruksikan semua menteri agar tidak mengeluarkan keputusan yang bersifat strategis dan kebijakan-kebijakan penting hingga 20 Oktober. Instruksi ini disampaikan Presiden Megawati kepada seluruh menteri Kabinet Gotong Royong dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin petang (18/10).Presiden juga menginstruksikan kepada seluruh menteri agar mempersiapkan peralihan pemerintahan sebaik-baiknya. "Ini memang sidang kabinet terakhir, hanya dua itu hasil intinya," kata Sekretaris Negara Bambang Kesowo seusai sidang.Sidang kabinet kali ini memang istimewa, karena merupakan rapat terakhir dalam pemerintahan Presiden Megawati. Semua menteri anggota Kabinet Gotong Royong hadir kecuali Menteri Pertahanan Matori Abdul Jalil yang sedang sakit. Kepada semua menterinya, Megawati memberikan bingkisan berupa buku tentang koleksi lukisan istana.Sidang kabinetnya sendiri tergolong singkat hanya sekitar satu jam, dan langsung disambung dengan buka puasa bersama di Istana Merdeka. Sebelum sidang, Presiden Megawati dan Wakil Presiden Hamzah Haz menyempatkan diri berfoto bersama dengan seluruh menteri di teras depan Istana Merdeka.Menurut rencana, Presiden besok masih akan masuk kantor guna menandatangani 18 Rancangan Undang-undang dan Keputusan Presiden yang tersisa diantaranya Keputusan Presiden soal pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kesowo mengatakan semua berkasnya telah dipersiapkannya. "Saya lebih tenang mengatakannya kalau memang sudah pasti ditandatangani," katanya. Namun menurutnya, Presiden Megawati sama sekali tidak berencana menyampaikan pidato terakhirnya. Soal penyambutan kepindahan Presiden Terpilih Susilo Bambang Yudhoyono yang berniat tinggal di kompleks istana, Kesowo mengatakan pengamanan, protokoler dan urusan rumah tangga presiden semuanya sudah siap. Termasuk rencana Presiden Yudhoyono mengumumkan kabinetnya pada 20 Oktober dan pelantikan menteri pada 21 Oktober-nya. "Kapanpun beliau menghendaki, kita siap," katanya.Sapto Pradityo - Tempo