TEMPO Interaktif, Bandar Lampung: Mantan sekretaris daerah (Sekda) provinsi Lampung, Nurdin Muhayat, ditetapkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandar Lampung, Senin (11/10). Pasalnya, dua kali dipanggil untuk menjalani eksekusi, Nurdin selalu mangkir. Nurdin Muhayat melakukan tindak pidana korupsi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun anggaran 1997/998, saat menjadi walikota Bandar Lampung. Dia terbukti bersalah merugikan negara sedikitnya Rp 1,77 miliar. Nurdin kemudian divonis satu tahun penjara oleh pengadilan negeri Tanjung Karang. Saat mengajukan keberatan ke pengadilan tinggi, vonisnya malah diperberat menjadi tujuh tahun penjara. Selanjutnya, pada 16 Agustus 2004, MA memutuskan hukuman satu tahun penjara.Kepala Kejari Bandar Lampung, Abdul Taufik, mengatakan, Nurdin tidak punya niat baik untuk menegakkan hukum. Buktinya, meski sudah dipanggil hingga dua kali oleh Kejari, dia tidak pernah datang. Meski begitu, kata dia, ada satu lagi persyaratan yang masih kurang, yaitu foto terbaru Nurdin. "Kami masih mencari foto Nurdin yang terbaru. Rencananya Selasa besok foto dan semua persyaratan akan diserahkan ke Polda Lampung," kata Taufik. Fadilasari - Tempo
Berita terkait
Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik
1 hari lalu
Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.
Baca SelengkapnyaPembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi
4 hari lalu
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.
Baca SelengkapnyaMK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya
7 hari lalu
Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.
Baca SelengkapnyaMantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi
35 hari lalu
ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen
43 hari lalu
Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.
Baca SelengkapnyaWilliam Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya
46 hari lalu
Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya
Baca SelengkapnyaWayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan
51 hari lalu
Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
4 Maret 2024
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaMeninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar
4 Maret 2024
Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.
Baca SelengkapnyaKomisioner KPU Jayawijaya Dianiaya Massa Distrik Asotipo, Pleno Dibatalkan
2 Maret 2024
Penganiayaan Komisioner KPU dan perusakan Gedung DPRD Jayawijaya berawal saat massa Distrik Asotipo datang membawa alat tajam dan batu.
Baca Selengkapnya
