Kabut Asap, Bom dan Hujan Buatan Guyur Riau

Reporter

Editor

Pruwanto

Minggu, 23 Juni 2013 14:32 WIB

Sejumlah pengendara kendaraan ketika kabut asap menyelimuti kota Pekanbaru (20/6). Akibat asap hasil kebakaran ini, jarak pandang pengguna kendaraan menjadi terbatas. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Pekanbaru - Tim Satuan Tugas Bencana Asap Riau berhasil memodifikasi cuaca dan menurunkan hujan buatan dalam operasi hari pertamanya. Hujan turun di wilayah Dumai selama 30 menit sejak pukul 06.00. Tak cuma itu, tim juga menjatuhkan bom air.

"Operasi hari pertama berhasil, hujan turun selama 30 menit di Dumai," kata Komandan Resor Militer 031 Wirabima Riau, Brigjen Teguh Rahardjo, Ahad, 23 Juni 2013.

Teguh menyebutkan operasi hari pertama berjalan lancar. Gumpalan awan di daerah Dumai mudah ditemukan untuk penyemaian garam hujan buatan. Tim hari ini akan membuat hujan buatan di wilayah Bengkalis dan Rokan Hilir.

Adapun bom air dijatuhkan dari pesawat Cassa. Pesawat menerjunkan bom-bom air itu di wilayah Dumai. Jangkauan bom air mencapai 100 kilometer persegi.

Selain dari udara, tim memedamkan titik api di darat bersama kepolisian, tentara, dan masyarakat. Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Heru Widodo mengatakan hujan di wilayah Dumai merupakan awal baik untuk hari berikutnya. (Baca Lengkap: Ribut Kabut Asap)

Heru menjelaskan, kondisi titik api terparah terdapat di wilyah Rokan Hilir. Namun penyemaian garam hujan buatan dilakukan di wilayah Dumai karena wilayah ini sangat mudah ditemukan gumpalan awan. Pasalnya kata Heru, wilayah yang memiliki titik api dapat dipastikan tidak memiliki awan di atasnya. "Kami optimalkan awan-awan di sekitar titik api," ujarnya.

Kemunculan hujan di wilayah Dumai bakal mempengaruhi tumbuhnya awan di wilayah lain. Hujan juga mengurangi asap sehingga memudahkan pemantauan titik api. "Wilayah awan yang sudah hujan bakal mempengaruhi dinamika cuaca di seluruh wilayah Riau," ujarnya.

Namun Heru tidak bisa memastikan jumlah titik api di wilayah Riau. Alasannya titik api sangat fluktuatif. Satelit NOAA hanya bisa memantau titik api yang besar saja. Sementara titik api yang kecil tidak terpantau karena tertutup asap.

Satelit NOAA memantau ada 94 titik api di wilayah Riau. Wilayah terparah di Rokan Hilir yakni 35 titik api, Pelalawan 19 titik api, bengkalis 7 titik api, Siak 7 titik api, Rokan Hulu 6 titik api, Indragiri Hilir 5 titik api, Indragiri Hulu 4 titik api, Kuantan Singigi 3 titik api dan Dumai 2 titik api.

RIYAN NOFITRA

Topik Terhangat
Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM

Berita Terpopuler

Persib vs Persija Batal, Bobotoh Blokir Pintu Tol

Basuki: Jakarta Bukan Hanya untuk Orang Kaya

Macet 'Gila' di Perayaan Ulang Tahun Jakarta

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya