Habitat Babirusa di Gorontalo Terancam

Reporter

Editor

Minggu, 3 Oktober 2004 16:30 WIB

TEMPO Interaktif, Gorontalo: Habitat terbaik satwa babirusa (babyrousa babyrussa) di Hutan Nantu, Provinsi Gorontalo semakin terancam oleh pengembangan lokasi transmigrasi, dan masih seringnya warga masuk ke kawasan konservasi itu. "Lokasi transmigrasi ini berada di zona penyangga, tapi mengancam habitat babirusa," kata Ketua Pusat Studi Konservasi Hutan Universitas Gorontalo, Irwan Bempah, Minggu (3/10).Habibat babi ini banyak terancam di dekat sub daerah aliran Sungai Paguyaman: terdapat kubangan babirusa seluas 60 X 20 meter persegi. Padahal, kubangan itu merupakan lokasi terbaik babirusa. Selain areal transmigrasi, maraknya penebangan hutan juga berpengaruh langsung terhadap kawasan konservasi hutan Nantu ini. Bahkan, pemburu liar juga masih terus mencari babirusa untuk diperdagangkan. Saat ini, populasi babirusa di kawasan Nantu diperkirakan tinggal empat ribu ekor, menyusut drastis dibandingkan angka beberapa tahun lalu. "Padahal, babirusa Hutan Nantu merupakan habitat terbaik di seluruh Sulawesi," kata peneliti babirusa, Dr. Lynn Clayton.Luasnya yang mencapai 31.215 hektar, Hutan Nantu termasuk suaka margasatwa yang juga memiliki keunikan alam, yaitu air panas mengandung sulphur dan garam. Mata air panas yang kaya mineral ini sangat dibutuhkan mamalia. Padahal, letaknya sekitar 40 kilometer dari garis pantai.Hutan Nantu bukan hanya tempat babirusa. Di kawasan ini juga terdapat satwa endemik, seperti anoa (bubalus depressicornis), monyet hitam sulawesi (macaca heckii), tarsius (tarsius spectrum), kuskus sulawesi (strigocuscus celebensis), musang (paradoxurus hermaphroditus dan viverra tangalunga), tikus hutan (callosciurus notatus) dan bajing (Rubriusciurus rubriventer). Tercatat pula 80 jenis burung, termasuk dua jenis rangkong endemik Sulawesi, yaitu rangkong sulawesi (rhyticeros cassidix) dan rangkong kecil (phenelopides exarhatus). Jenis reptilia juga menghuni hutan ini, diantaranya ular phyton batu, biawak, ular hitam sulawesi, ulat hijau berbisa dan kura-kura. Verrianto Madjowa - Tempo

Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya