Forum Pemred Dinilai Abaikan Kode Etik Jurnalistik

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 17 Juni 2013 06:37 WIB

Deklarasi Forum Pemred, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Aliansi Jurnalis Independen Jakarta Umar Idris mengatakan Forum Pemimpin Redaksi mengabaikan kode etik jurnalistik. Menurut dia, forum yang berisi sebagian besar pemimpin redaksi media di Jakarta mengacaukan netralitas media sebagai pilar demokrasi. "Forum itu berpotensi menimbulkan spekulasi politik yang mengacaukan pers sebagai pilar demokrasi," kata Umar, Ahad, 16 Juni 2013.

Umar mengatakan pembentukan forum tersebut berpotensi menghadirkan Forum Pemred sebagai upaya memperjuangkan kepentingan politik tertentu lantaran forum ini bukan hanya dihadiri oleh pemimpin redaksi melainkan pengusaha dan . Hal ini, menurut Umar, forum ini dihadiri bukan saja oleh pemimpin redaksi media, melainkan pimpinan perusahaan, pejabat negara, dan pemilik media yang berkecimpung dalam politik dapat dikendalikan oleh peserta forum. "Semuanya pemilik modal," kata dia.

Menurut Umar, pembentukan forum itu menjelang tahun politik 2014 dapat menimbulkan anggapan media mengesampingkan netralitas pemberitaan dan menghilangkan kepercayaan publik. “Ini menjadi pertanyaan besar, apakah Forum Pemred selama ini memang tidak memikirkan kode etik jurnalistik?” kata Umar.

Umar menyayangkan pertemuan Forum Pemred Indonesia media massa harus memiliki komitmen kuat dan ketaatan yang tinggi pada kode etik jurnalistik. Selain itu, menurutnya, pertemuan yang digelar 13-14 Juni 2013 di hotel mewah di Nusa Dua Bali tersebut tidak memiliki relevansi dengan nilai-nilai pers sementara menurut survei yang diselenggarakan AJI masih banyak wartawan yang kesejahteraannya belum terpenuhi.

Menurut Umar, Forum Pemred berpotensi keluar dari jalur profesionalisme dan etika jurnalistik yang seharusnya dibangun dalam era pers bebas dan demokrasi. "Fungsi forum tersebut masih dipertanyakan," ujarnya.

LINDA HAIRANI

Topik terhangat:
Rusuh KJRI Jeddah | Koalisi dan PKS | Perbudakan Buruh

Berita lainnya:
Edsisi Khusus HUT Jakarta
Jokowi Tolak Bayar Sewa Stan di PRJ Kemayoran

Ada 'Kartel' Kerak Telor di PRJ Kemayoran

Dosen UI Pengkritik Korupsi Jadi Tersangka

Kronologi Russian Roullete ala Briptu Priya

Berita terkait

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.

Baca Selengkapnya

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.

Baca Selengkapnya

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."

Baca Selengkapnya

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.

Baca Selengkapnya

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?

Baca Selengkapnya

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.

Baca Selengkapnya

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.

Baca Selengkapnya