TEMPO.CO, Jayapura - Puluhan mahasiswa Universitas Cendrawasih berunjuk rasa menyerukan agar warga Papua mendukung upaya bergabung dengan Melanesian Sparehead Group (Kelompok negara Melanesia) di depan gerbang kampus di Perumnas III, Abepura, Jayapura, Papua, Rabu 12 Juni 2013. Melanesian Sparehead Group (MSG) akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi dengan mengundang perwakilan dari Papua pada 17 Juni 2013 di Kaledonia Baru.
Mahasiswa ini membawa spanduk dan lembaran kertas bergambar Bendera Bintang Kejora dan menempelkannya di pintu gerbang Universitas Cendrawasih. Mereka meneriakan yel-yel agar Papua Merdeka. "Kami menolak dibubarkan. Papua berada dalam tekanan, lihat saudara-saudara, Papua harus merdeka," teriak Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP Uncen, Yason Ngelia, Rabu 12 Juni 2013.
Saat berorasi, puluhan polisi telah bersiaga dengan tameng. Namun, ketika isi orasinya dinilai berbau makar, polisi berusaha membubarkan dan mengejar para pendemonstrasi. Mahasiswa berlari masuk kampus. Polisi kemudian menurunkan gambar-gambar Bintang Kejora serta membuka gerbang kampus.
Aksi mahasiswa sempat membuat aktivitas perkuliahan berhenti. "Kalau mau demo, jangan didepan kampus, kita yang lain tidak bisa kuliah," kata Martha, seorang Mahasiswa Universitas Cendrawasih. Hingga siang, polisi tetap berjaga mengantisipasi aksi unjuk rasa susulan.
Penyelenggara KTT MSG adalah kelompok politik bernama Front de Liberation National Kanak Socialiste (FLNKS). Kelompok pro kemerdekaan Kaledonia itu mengundang West Papua National Coalition Liberation (WPNCL) termasuk didalamnya Franz Albert Joku. Namun belum jelas isi agenda KTT itu.
Keanggotaan MSG terdiri dari beberapa Negara di Pasifik. Diantaranya Vanuatu, Fiji, Kepulauan Solomon dan Papua Nugini. Dengan masuknya Papua dalam MSG, aktivis pro merdeka berharap mendapat dukungan dari Negara Melanesia bagi kebebasan Papua.
JERRY OMONA
Berita terkait
Pakar Sebut Inisiatif Panglima TNI Ubah Istilah KKB Jadi OPM Tidak Memilki Arti
18 hari lalu
Perubahan istilah KKB menjadi OPM justru berpotensi meningkatkan eskalasi konflik di Papua
Baca SelengkapnyaTNI Kejar Pelaku Pembunuhan Danramil Aradide Papua yang Tewas Ditembak OPM
18 hari lalu
TNI masih melakukan pengejaran terhadap pelaku pembunuhan Letda Inf Oktovianus Sogalrey.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I Sebut Istilah OPM Lebih Realistis tapi Berdampak Politis
19 hari lalu
Penyebutan nama OPM bisa berdampak negatif lantaran kurang menguntungkan bagi Indonesia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaSetelah Kebakaran SD Inpres, Polisi Sebut Ada Percobaan Pembakaran SD Negeri di Yahukimo
14 Maret 2023
Arief Kristanto mengatakan ada percobaan pembakaran terhadap SD Negeri Dekai, Jalan Seredala, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua.
Baca SelengkapnyaSusi Pudjiastuti Soal Insiden Susi Air: Pilot Disandera OPM hingga Penerbangan Tertunda
1 Maret 2023
Susi Pudjiastuti buka suara soal insiden pembakaran pesawat Susi Air di Papua, mulai dari pilot yang disandera OPM hingga penerbang yang tertunda.
Baca SelengkapnyaSusi Air Akan Beberkan Perkembangan Terakhir Pencarian Pilotnya yang Disandera KKB di Papua
1 Maret 2023
Maskapai penerbangan milik Susi Pudjiastuti, PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air), akan menggelar jumpa pers hari ini. Apa yang akan diumumkan?
Baca SelengkapnyaPesawat Susi Air Dibajak dan Dibakar, Penerbangan di Zona Merah Sebaiknya Dilakukan Militer?
11 Februari 2023
Pengamat transportasi mengatakan penerbangan di zona merah sebaiknya dilakukan militer agar mencegak pembajakan yang terjadi pada pesawat Susi Air.
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI Korban Serangan TPNPB - OPM di Nduga Bertambah 1 Orang
27 Maret 2022
Prajurit TNI korban serangan TPNPB-OPM di Nduga, Papua, pada Sabtu kemarin menjadi 2 orang.
Baca SelengkapnyaTPNPB-OPM Akui Serang Bandara Kiwi yang Tewaskan 1 Anggota TNI
21 September 2021
Baku tembak antara TPNPB-OPM dengan TNI kali ini menewaskan satu anggota TNI.
Baca SelengkapnyaTNI Jamin Keamanan Warga di Papua Usai TPNPB-OPM Serukan Perang
21 September 2021
Pangdam Cenderawasih mengatakan seruan TPNPB-OPM tentang perang dan penyerangan ke warga non Papua tak banyak berpengaruh ke masyarakat.
Baca Selengkapnya