Taufik Kiemas Dalam Kenangan Para Sahabatnya

Reporter

Minggu, 9 Juni 2013 16:58 WIB

Taufiq Kiemas. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -Banyak yang kaget dan merasa berduka mendalam ketika mendengar Taufik Kiemas meninggal dunia di General Hospital, Singapura pada Sabtu, 8 Juni 2013 pukul 19.05 waktu setempat. Ketu Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ini meninggal karena kelelahan, setelah sebelumnya sempat mengunjungi Ende, Nusa Tenggara Timur bersama Wakil Presiden Boediono untuk memperingati kelahiran Pancasila.

Eros Djarot, salah satu sahabat Taufik Kiemas mengaku sempat kaget. "Sabtu siang saya masih sempat teleponan Mas Tjahjo (Tjahjo Kumolo) dan mengatakan Mas TK memang sedang menjalani perawatan di Singapura dan tim medis di sana secara khusus terus melakukan perawatan. Mas Tjahjo sempat mengatakan saat itu kondisinya membaik. Tapi Tuhan punya rencana lain dan saya ikut berduka. Semoga almarhum Mas TK mendapat tempat terbaik," kata Eros yang dihubungi melalui telepon pada Sabtu malam, 8 Juni 2013.

Eros mengaku kehilangan sosok sahabat seperti TK (nama sapaan Taufik Kiemas) yang merupakan pribadi yang sangat luwes, bisa bergaul dan melebur dengan siapa saja. "Paham Nasionalismenya luar biasa, beliau panutan terbaik dan tokoh penting yang punya peran dalam PDIP dan pecaturan politik di Indonesia," ujarnya.

Adapun Zannuba Ariffah Chafsoh yang dihubungi melalui pesan singkat blackberry, pada Sabtu malam, 8 Juni 2013 mengatakan, "Pak Taufik sudah seperti keluarga. Beliau banyak memberikan sharing kepada orang muda tentang negeri ini, perjuangan dan demokrasi," ujar wanita yang biasa disapa Yenny Wahid yang merupakan putri mendiang Gus Dur.

Yenny juga mengakui kedekatannya dengan keluarga Bung Karno memberikan banyak pelajaran penting tentang politik di Indonesia. "Pak Taufik sangat ramah, beliau selalu murah hati memberikan ilmu. Sikapnya sangat sederhana mau menyapa kami untuk berdiskusi dengan orang muda," kata Yenny.

Sementara Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, menyatakan sosok almarhum Taufiq Kiemas adalah sosok yang bisa memecahkan kebuntuan dalam berpolitik di Indonesia. Dalam perbincangan melalui pesan singkat blackberry pada Sabtu malam, 8 Juni 2013 Ketua Partai Amanat Nasional ini mengatakan, "Kecintaan beliau pada bangsa ini, soal nasionalisme serta kegigihannya adalah menjadi tauladan bagi kita semua yang mesti menikuti jejaknya."

Hatta mengatakan selama mengenal sosok Taufik merupakan pribadi yang selalu bisa memecahkan kebuntuan politik,"Meskipun kami berbeda partai tak ada hambatan dan kami saling mendukung satu sama lain. Beliau bisa merangkul semua golongan yang ada. Semoga kita yang masih hidup bisa melanjutkan pesan beliau untuk terus mengawal 4 pilar NKRI," kata Hatta.

Tempo Interaktif pada awal terbit sekitar tahun 1997 hingga Majalah TEMPO terbit kembali sekitar September 1998, mengenal sosok Taufik Kiemas sebagai pribadi yang ramah, hangat dan selalu terbuka untuk berbagi cerita terutama tentang konstelasi politik yang terjadi di saat itu. Ada pengalaman menarik menjumpai sosok pria berambut putih dan bertbuh besar ini dalam kenangan di masa itu, yakni Bang TK (kami menyapanya demikian) selalu berbagi informasi dengan gaya sederhana. Saat itu Megawati Soekarnoputri masih menjadi Ketua Umum PDIP, dan setiap informasi tentang situasi politik termasuk masalah partai Kepala Banteng ini, Taufik dengan ringan berbagi cerita. Setiap bertemu Taufik di sudut ruangan di Pom Bensin Lapangan Ros, Tebet, Jakarta Selatan selalu mengenakan kemeja katun polos gombrong warna hitam, merah atau putih berbalut sarung sambil bersantap menu nasi padang dengan ayam pop. Saat itu, gaya bicara Taufik sangat blak-blakan memberikan informasi yang saat itu "tabu" mengalir dengan derasnya. "Saya percaya kamu, Tempo, makanya setiap informasi terbaru saya selalu berbagi dengan kamu," kata Taufik saat itu.

Tahun 1999, ketika Majalah TEMPO diajak secara khusus ikut dalam satu rombongan untuk berziarah ke Tebuireng, Jombang dan ke Blitar ke makam Wahid Hasyim dan Soekarno. Dengan iring-iringan mobil, kebetulan Taufik Kiemas semobil dengan Majalah TEMPO, dan dalam perjalanan itu sempat terjadi insiden atau kecelakaan kecil yaitu mobil yang ditumpangi bannya kempes.


"Nggak perlu panik, ini hanya kecelakaan ringan. Yuk kita menepi dulu, kebetulan di sana ada warung kopi," kata Taufik bersahaja menenangkan rombongan yang pucat pasi dengan peristiwa ini. Maklum saja saat itu, adalah menjelang detik-detik pemilihan presiden setelah BJ Habibie, dan berada dalam rombongan itu mendiang Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri, tokoh penting di saat itu. Karuan, gaya bersahaja Taufik di siang itu menjadi obat yang meredakan kepanikan yang berganti dengan suasana obrolan dan canda akrab di warung kopi pinggir jalan itu.

Kemudian, pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1942 ini tidak berubah sombong, tetap pribadi dengan sosok yang supel, hangat dan luwes, meski sekitar tahun 2001 istrinya, Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia yang kelima. Lama tidak bertemu, Taufik tetap saja menyapa hangat ketika bertemu di salah satu pom bensin miliknya di kawasan Benhil, Jakarta Selatan. "Kamu masih di Tempo? Lama tak jumpa, rupanya kamu sudah pindah desk atau bidang lain, tidak lagi di politik. Sudah.., kamu enggak perlu bayar," katanya ramah ketika secara tak sengaja di suatu malam berjumpa kembali saat mengisi bensin di Benhil.

Lain waktu, di Grand Hyatt, Taufik juga masih menyapa hangat ketika tak sengaja bertemu di sebuah diskusi kepemudaan. "Kamu masih di Tempo kan? Katanya sudah tidak di politik? Oh.., diajak teman, bagus itu orang muda harus punya minat untuk diskusi soal bangsa," katanya ramah sambil menjabat tangan. Kini, tak ada lagi sosok bertubuh besar dan berambut putih yang akan selalu menyapa hangat. Kini, Taufik Kiemas sudah berpulang dengan tenang. Selamat jalan Sahabat, Bang TK!

HADRIANI P

Berita terkait

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

1 hari lalu

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

Sejumlah partai politik mengajukan sengketa Pileg ke MK. Partai Nasdem mendaftarkan 20 permohonan.

Baca Selengkapnya

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

3 hari lalu

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

Mendekati Pilkada 2024, partai-partai politik mulai menyiapkan kandidat yang akan diusung. Beberapa nama telah diisukan akan maju dalam pilkgub.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

28 hari lalu

Bamsoet Ingatkan Pentingnya Pembenahan Partai Politik

Partai politik memegang peran penting dalam menentukan arah kebijakan negara.

Baca Selengkapnya

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

29 hari lalu

Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

Amerika Serikat sebagai negara demokrasi terbesar di dunia memilih dominasi hanya dua partai politik yaiutu Partai Republik dan Partai Demokrat.

Baca Selengkapnya

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

34 hari lalu

Prabowo Dinilai Butuh Koalisi Raksasa Usai Penetapan Pemilu 2024, Berikut Jenis-jenis Koalisi

LSI Denny JA menyatakan Prabowo-Gibran membutuhkan koalisi semipermanen, apa maksudnya? Berikut beberapa jenis koalisi.

Baca Selengkapnya

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

36 hari lalu

8 Parpol ke Senayan Penuhi Parliamentary Threshold di Pemilu 2024, Apa Bedanya dengan Presidential Threshold?

PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, dan PAN penuhi parliamentary threshold di Pemilu 2024. Apa bedanya dengan Presidential Threshold?

Baca Selengkapnya

Daftar 8 Parpol yang Lolos ke DPR di Pemilu 2024, 10 Lainnya Gagal ke Senayan

37 hari lalu

Daftar 8 Parpol yang Lolos ke DPR di Pemilu 2024, 10 Lainnya Gagal ke Senayan

Hasil akhir rekapitulasi suara KPU menyebutkan 8 parpol lolos ke Senayan. Sementara 10 parpol lainnya gagal ke DPR di Pemilu 2024. Berikut daftarnya.

Baca Selengkapnya

MK Tolak Gugatan Uji Materil Frasa Gabungan Partai Politik dalam UU Pemilu

38 hari lalu

MK Tolak Gugatan Uji Materil Frasa Gabungan Partai Politik dalam UU Pemilu

Hakim MK mengatakan, keberlakuan Pasal 228 UU Pemilu sesungguhnya ditujukan bagi partai politik secara umum,

Baca Selengkapnya

MK Putuskan Gugatan Mahasiswa soal Pembubaran Partai Politik Tidak Dapat Diterima

38 hari lalu

MK Putuskan Gugatan Mahasiswa soal Pembubaran Partai Politik Tidak Dapat Diterima

Seorang mahasiswa mengajukan permohonan uji materiil Undang-undang tentang Partai Politik ke Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya

Jika 5 Parpol Tidak Gerakkan Hak Angket DPR, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Ini yang Terjadi

40 hari lalu

Jika 5 Parpol Tidak Gerakkan Hak Angket DPR, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Ini yang Terjadi

Pakar hukum tata negara Feri Amsari melihat belum ada gerakan signifikan dari 5 parpol untuk gerakkan hak angket indikasi kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya