Sidang Korupsi, Anak Buah Sudutkan Djaja Suparman

Reporter

Senin, 3 Juni 2013 17:32 WIB

Mantan Pangdam Brawijaya, Letjen TNI (Purn) Djadja Suparman (tengah), bersama tim pengacaranya keluar dari ruang sidang dalam perkara tukar guling tanah di Pengadilan Tinggi Militer, Jakarta (17/5). Sidang lanjutan ini terkait dengan dugaan korupsi tukar guling lahan Kodam V/Brawijaya tahun 1998. ANTARA/Ujang Zaelani

TEMPO.CO, Surabaya-Bekas Kepala Zeni Komando Daerah Militer V/ Brawijaya Kolonel (Purnawirawan) Maskup mengakui proses kerja sama antara Kodam Brawijaya dengan PT Citra Marga Nushapala Persada (CNMP) dalam pembangunan jalan tol Waru-Tanjung Perak penuh kejanggalan.

Melalui perantara bernama Dwi, misalnya, kata Maskup, CMNP menitipkan uang sebanyak Rp 17,6 miliar ke Kodam. Tapi dana itu ternyata bukan sebagai ganti rugi aset tanah Kodam seluas 8,82 hektar di Dukuh Menanggal, Surabaya yang hendak dipakai sebagai simpul jalan bebas hambatan simpang susun Waru-Tanjung Perak.

"Sebab dokumen penyerahan uangnya berbunyi: bantuan kepada Kodam. Jadi bukan sebagai ganti rugi," kata Maskup di Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya, Senin, 3 Juni 2013.

Kesaksian Maskup yang menjabat Kepala Zeni Kodam Brawijaya pada 1997-2000 itu disampaikan dalam sidang lanjutan perkara dugaan korupsi tukar guling tanah sebesar Rp 13,3 miliar. Terdakwa dalam kasus ini adalah Pangdam Brawijaya periode 1997-1998 Letnan Jenderal (Purnawirawan) Djaja Suparman.

Menurut Maskup, uang Rp 17,6 miliar itu tidak masuk ke kas Kodam, melainkan diterima oleh Djaja. Maskup mengaku melihat bukti tanda terima yang diteken oleh mantan atasannya tersebut. "Tanda tangannya atas nama Pak Djaja," kata dia dalam sidang yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Letnan Jenderal Hidayat Manao.

Djaja membantah keterangan Maskup. Menurutnya, Maskup telah diajak berkoordinasi dalam proyek rahabilitasi itu. Tapi Djaja tak menampik bahwa rekanan itu telah dikenalnya dengan baik. "Dalam situasi genting sepanjang Mei 1998 siapa sih pengusaha keturunan yang berani menggarap proyek," kata dia.

Djaja diadili dalam kasus dugaan korupsi dana ruislag tanah 8,8 hektare di Dukuh Menanggal, Kecamatan Wonocolo, Surabaya sebesar Rp 13,3 miliar pada 1998. Ketika itu alumni AKABRI 1972 tersebut masih menjabat sebagai Pangdam V Brawijaya.

KUKUH S WIBOWO


Topik Terhangat:
Penembakan Tito Kei |
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah

Berita Terpopuler:
Tito Kei Tewas, John Kei Sedih tapi Tak Menangis

Pendukung John Kei Sempat 'Serbu' Rutan Salemba

Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Diduga Korupsi

9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan

Begini Perubahan Lalu Lintas di Tanah Abang

Berita terkait

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

23 Juli 2018

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal M. Sabrar menjelaskan soal pengangkatan menantu AM Hendropriyono, Andika Perkasa menjadi Pangkostrad.

Baca Selengkapnya

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

23 Juli 2018

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

Serah terima jabatan itu, kata KASAD Jenderal Mulyono, untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan penyegaran di tubuh TNI AD.

Baca Selengkapnya

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

22 Juli 2018

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

Tiga orang Letnan Dua Cpn, Puspita Ladiba, Feny Avisha dan Tri Ramadhani akan menjadi juru terbang perempuan pertama di lingkungan TNI AD.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

22 Juli 2018

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

Letnan Satu Cpn Alexius Darma menceritakan pengalamannya berlatih menerbangkan Helikopter Apache AH-64E tanpa melihat.

Baca Selengkapnya

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

22 Juli 2018

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

Para teknisi belajar mengenai seluk beluk helikopter Apache selama 6 sampai 8 bulan di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

21 Juli 2018

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

TNI AD mengandangkan delapan Helikopter Apache AH-64E terbarunya di Skuadron 11/Serbu, Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani.

Baca Selengkapnya

Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache

21 Juli 2018

Penerbang TNI AD Punya Kualifikasi Terbangkan Helikopter Apache

Penerbang TNI AD yang telah menjalani pelatihan di Amerika selama 10 bulan sudah punya kemampuan menerbangkan Helikopter Apache.

Baca Selengkapnya

Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD

21 Juli 2018

Begini Kecanggihan Helm Helikopter Apache Milik TNI AD

Dibandrol dengan harga Rp 500 juta, helm pilot Helikopter Apache memiliki teknologi mutakhir. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Satu Helikopter Apache Rp 500 Miliar, Berapa Harga Helmnya?

21 Juli 2018

Satu Helikopter Apache Rp 500 Miliar, Berapa Harga Helmnya?

Kecanggihan helikopter Apache AH 64 milik TNI Angkatan Darat tidak hanya terletak pada unitnya. Helmnya pun canggih.

Baca Selengkapnya