TEMPO.CO, Jakarta --SMAK 1 BPK Penabur Jakarta menempati peringkat ketiga tingkat nasional dengan nilai rata-rata 8,88 dan tingkat kelulusan 100 persen. Kepala sekolah SMAK 1 BPK Endang Setyowati menjelaskan kunci keberhasilan anak didiknya dalam melewati ujian nasional.
"Sekolah kami memprioritaskan science sebagai ciri khas," kata Endang. Beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi menjadi mata pelajaran yang mendapatkan porsi khusus.
Ciri khas tersebut menurut Endang memang ada di setiap Sekolah BPK Penabur. "Di SMAK BPK lain misalnya, ada yang mempriorotaskan pada wirausaha," katanya. Untuk mendukung hal itu juga dibentuk klub science.
"Kami juga mengadakan Tutorial sebaya," kata Wanita 56 tahun ini. Tutorial sebaya merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa itu sendiri. Siswa yang dianggap unggul dalam salah satu mata pelajaran akan menjadi tutor bagi siswa lainnya.
Selain itu bagi siswa yang dalam salah satu mata pelajaran dianggap kurang akan mendapatkan perhatian tersendiri. "Kami menamakan program ini penanganan klinis," ucap Endang. Program tersebut diperuntukkan bagi siswa yang dianggap kurang menguasai salah satu mata pelajaran. Mereka akan diawasi dan kemudian mendapatkan penanganan khusus dari guru.
Menjelang UN pihak sekolah juga mengadakan berbagai macam bimbingan intensif. "Tidak cuma mata pelajaran UN saja, menjelang UN, semua mata pelajaran ada bimbingan intensifnya," kata Endang.
Sekolah ini juga menjadi langganan juara di tingkat internasional. Beberapa prestasi yang pernah di raih pada tahun ini antara lain Medali Emas kejuaraan Matematika di Kazhakstan serta kejuaraan debat internasional di Turki.
SMAK 1 BPK Penabur sendiri awalnya berlokasi di daerah Pasar Baru Jakarta Pusat. "Saat itu namanya masih sekolah Tiong Hoa," jelas Endang. Baru pada tahun 1989 sekolah berpindah ke daerah Tanjung Duren di bawah Yayasan Gereka Kristen Indonesia. Saat ini jumlah siswa di sekolah tersebut mencapai 955 orang dengan jumlah guru 72 orang.
