SBY Lulus Ujian Doktoral IPB

Reporter

Editor

Sabtu, 18 September 2004 18:13 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Susilo Bambang Yudhoyono lulus ujian tingkat doktoral di kampus Institut Pertanian Bogor(IPB) Baranangsiang, Bogor, Sabtu(18/9). Sidang ujian komisi yang diketuai Bunasor Sanim menyatakan Suliso Bambang Yudhoyono, Calon Presiden yang lolos dalam pilpres putaran kedua, diperkenankan untuk terus menuju ke ujian terbuka. Mendengar pengumuman kelulusan ini, mata SBY sempat berkaca-kaca karena bahagia."Di IPB, program doktor tidak ada yudisium. Kalau ada, dia bisa dikatakan mendapat cum laude," kata Bunasor Sanim, usai pengumuman kelulusan SBY. Menurut Bunasor, saat dimulai ujian tertutup, SBY kelihatan grogi. Perasaan grogi ini diakui oleh suami Kristiani Herrawati sendiri. "Lebih deg-degkan dari debat capres kemarin, karena ini menyangkut lulus dan tidak," ujar SBY. Sehingga tak aneh, jika dalam ujian ini, SBY sempat mengeluarkan keringat dingin.Susilo Bambang Yudhoyono dengan nomor ujian A5460140814 datang di kampus IPB sekitar pukul 09.30 WIB. Selama 5 menit, di ruang Mawar, Gedung Hitam Kampus IPB Baranangsiang Bogor, SBY menyiapkan bahan untuk menghadapi ujian. Ujian sendiri dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Dosen yang tergabung dalam komisi penguji selain Bunasor Sanim adalah Bonar M Sinaga, Heriyanto, dan Hermanto Siregar. Sedangkan dosen penguji yang berasal dari luar komisi adalah Parulian Hutagaol, dan Khairil Anwar Notodipuro.Judul desertasi yang dipilih oleh SBY adalah Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Sebagai Upaya Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran: Analisis Kebijakan Ekonomi dan Fiskal. "Dia bisa menjelaskan secara teoritis dan ada hasil temuannya yang menarik," kata Harianto, salah satu dosen penguji. Menurut Bunasor, penelitian yang dilakukan SBY secara kualitatif menemukan bukti bahwa rezim pemerintahan akan meningkatkan pengangguran dan reformasi makin meningkatkan kemiskinan. "Inilah salah satu temuan baru sebagai mutiara dari desertasi ini," jelas Bunasor."Hasil penelitian saya, kebijakan fiskal yang tepat bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran terutama dalam lingkup pedesaan dan sektor pertanian," kata dia. Sebagai contoh, lanjut SBY, untuk mengurangi pengangguran bisa dilakukan dengan meningkatkan anggaran untuk pembangunan infra struktur dan pertanian. "Pengangguran dan kemiskinan dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang masih menjadi isu yang fundamental," ujarnya. Hasil penelitian ini akan dijadikan salah satu pedoman untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran jika SBY menjadi presiden. Secara umum, SBY dapat memenuhi semua kualifikasi untuk syarat kelulusannya. "Judul seminar dapat dipertanggungjawabkan secara teori dan hal ini merupakan sesuatu yang baru," ujar Bunasor mengenai desertasi yang diajukan SBY. Kualifikasi lain, lanjut Bunasor, SBY harus bisa menjelaskan dari apa yang dia tulis dalam desertasinya. "Setelah itu, baru dinilai metode yang digunakan dalam penelitian," kata dia. Dalam penelitiannya, SBY menggunakan data sekunder yang berasal dari pihak lain.Sutarto - Tempo

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

5 jam lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

7 jam lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

20 jam lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

20 jam lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

1 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

5 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

6 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

6 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

11 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya